Advertisement

Pelepasan Tukik Jaga Habitat Penyu di Bumi Handayani

David Kurniawan
Kamis, 28 Agustus 2025 - 20:37 WIB
Jumali
Pelepasan Tukik Jaga Habitat Penyu di Bumi Handayani Pelepasan tukik di kawasan Pantai Sepanjang di Kalurahan Kemadang, Tanjungsari, Kamis (28/8) - Harian Jogja/David Kurniawan

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Suasana berbeda terlihat di Pantai Sepanjang di Kalurahan Kemadang, Tanjungsari, pada Kamis sekitar 11.00 WIB. Puluhan orang berjajar di bibir pantai.

Peserta yang hadir berasal dari jajaran organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkup Pemkab Gunungkidul, Dinas Kelautan dan Perikanan DIY, juga perwakilan dari Polsek Tanjungsari, Pol Air, Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah 2 di Pantai Baron hingga pelajar di Tanjungsari.

Advertisement

BACA JUGA: Aparat Pukul Mundur Massa di Senayan

Mendung yang disertai dengan rintik hujan tidak menghalangi kegiatan. Para peserta tetap antusias mengikuti pelepasan tukik atau anakan penyu ke laut lepas. Setelah berada di bibir pantai, sejumlah peserta diberi batok kelapa berwarna hitam yang di dalamnya berisi seekor penyu. Sebelum pelepasan tukik, seorang petugas memberikan edukasi terkait dengan keberadaan penyu dalam ekosistem laut.

Tepat pukul 11.15 WIB, pelepasan dimulai. Tukik-tukik yang dimasukan ke batok kelapa langsung dilepas ke alam liar. Meski sudah dilepas, perjuangan hewan kecil ini baru dimulai. Tukik-tukik masih harus menuju laut dengan melewati pasiran hingga terjangan gelombang.

Peserta yang mengikuti pelepasan dengan saksama menunggu dan melihat anakan penyu yang berjalan, hingga akhirnya bisa berenang di lautan bebas.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Gunungkidul, Johan Wijayanto, mengatakan pelepasan tukik di Pantai Sepanjang merupakan bagian dari rangkaian Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-80 Republik Indonesia.
Kegiatan ini bertajuk Konservasi Sumber Daya Alam Pantai Selatan dengan tema Cinta Tanah Air, Cinta Laut dan Pesisir. Acara ini merupakan wujud program pentahelix konservasi lingkungan pesisir selatan antara Pemkab Gunungkidul dan sektor swasta, di antaranya Harian Jogja, Djarum Foundation, CV Central Yanmar Prambanan, PT BPR Bank Daerah Gunungkidul (Perseroda), PDAM Tirta Handayani, Hotel Santika Gunungkidul, dan Warung Simbok.

Menurut dia, acara dapat berjalan dengan lancar tanpa ada halangan. “Anakan penyu dapat dilepas ke laut di Pantai Sepanjang. Gelombangnya agak tinggi, tapi tidak mengganggu jalannya pelepasan,” katanya, Kamis siang.

Menurut Johan, pelepasan tukik ini sebagai bentuk komitmen dari pemkab untuk menjaga kelestarian, khususnya habitat penyu di kawasan pantai Gunungkidul. Berdasarkan penelitian, ada fenomena bahwa saat tukik-tukik dilepaskan akan kembali ke tempat pertama kali kakinya menginjak ke laut. “Jadi saat dilepaskan, sensor dari anakan penyu ini akan mengenali tempat pertama kali yang diinjak sehingga 20 tahun atau 30 tahun lagi akan kembali ke tempat pertama dilepaskan,” ujarnya.

Degan demikian, lanjut Johan, puluhan tukik ini bisa kembali pulang ke Pantai Sepanjang setelah dewasa. Pelepasan penyu tidak hanya dilakukan di Sepanjang, tetapi juga di Pantai Ngandong maupun di Pantai Wediombo. “Jadi saat pulang, penyu bisa bertelur hingga akhirnya menetas dan jumlahnya bisa bertambah banyak. Pelepasan tukik ini akan dilanjutkan ke pantai yang lain,” jelasnya.

Pelepasan tukik di kawasan pantai di Gunungkidul juga tidak bisa dipisahkan dengan adanya penemuan telur penyu di sejumlah pantai. Dinas Kelautan dan Perikanan Gunungkidul mencatat Mei 2025 menjadi bulan penemuan telur penyu terbanyak sejak 2021 lalu. Di bulan ini dalam rentang waktu kurang seminggu, telur-telur penyu di tiga lokasi berbeda sudah ditemukan.

Penemuan Telur

Kepala Bidang Perikanan Tangkap, Dinas Kelautan dan Perikanan Gunungkidul, Wahid Supriyadi, mengatakan telur penyu paling banyak ditemukan pada Mei 2025. Temuan penyu bertelur terakhir di Pantai Gunungkidul terlihat pada 2021 lalu. “Di 2021 juga hanya di satu lokasi. Setelah itu tidak ada lagi dan baru Mei ini kembali ditemukan telur penyu di kawasan pantai Gunungkidul,” ungkapnya.

Wahid menjelaskan temuan tiga lokasi penyu bertelur merupakan hal yang jarang terlihat di Gunungkidul. Dari sisi perkembangbiakan, penyu memiliki masa bertelur antara April hingga September. “Kami mengimbau kepada masyarakat yang menemukan telur penyu untuk melaporkan kepada pihak terkait sehingga bisa dilakukan penyelamatan. Tujuannya, untuk menjaga dari kepunahan serta kelestarian ekosistem laut,” katanya.

Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, menyambut baik pelepasan anakan penyu di Pantai Sepanjang. Menurutnya, pelepasan bukan sebatas seremonial mengantar puluhan tukik ke laut, tapi terdapat makna yang harus dijaga tentang komitmen menjaga kelestarian lingkungan. “Ada pesan yang dibawa tentang asa dan tanggung jawab besar untuk menjaga keberlangsungan satwa laut yang keberadaannya semakin terancam,” katanya.

Selain pelepasan anakan penyu dalam kegiatan ini juga ada penanaman 1.000 bibit pohon untuk penghijauan, kunjungan ke sentra produksi garam di Pantai Sepanjang. Acara juga diisi dengan kegiatan servis gratis mesin perahu tempel milik para nelayan.

Rangkaian kegiatan selain diikuti para sponsor juga melibatkan pelajar dari SMKN 1 Tanjungsari, komunitas nelayan, kelompok sadar wisata (pokdarwis), kelompok masyarakat pengawas (pokmakwas), hingga SAR.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Warga Sesalkan Aksi Ricuh di Gedung DPR RI Karena Ganggu Aktivitas

Warga Sesalkan Aksi Ricuh di Gedung DPR RI Karena Ganggu Aktivitas

News
| Kamis, 28 Agustus 2025, 23:37 WIB

Advertisement

Kebun Bunga Lor JEC Jadi Destinasi Wisata Baru di Banguntapan Bantul

Kebun Bunga Lor JEC Jadi Destinasi Wisata Baru di Banguntapan Bantul

Wisata
| Rabu, 20 Agustus 2025, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement