Advertisement

Kesadaran Rendah, Baru 5,6 Persen Warga Sleman Ikut CKG

Andreas Yuda Pramono
Kamis, 18 September 2025 - 08:47 WIB
Sunartono
Kesadaran Rendah, Baru 5,6 Persen Warga Sleman Ikut CKG Ilustrasi cek kesehatan. - freepik

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Sebanyak 62.790 warga Kabupaten Sleman telah terlibat dalam program Cek Kesehatan Gratis (CKG) per 17 September 2025 pukul 12.21 WIB. Jumlah ini merupakan yang terbanyak dibandingkan kabupaten/ kota di DIY.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinkes Sleman, Seruni Angreni Susila mengaku jumlah tersebut memang terbesar DIY. Hanya saja  jika membandingkan dengan jumlah penduduk satu kabupaten, capaiannya masih sedikit.

Advertisement

“Masih belum mencapai target soalnya Kabupaten Sleman punya penduduk paling banyak di DIY,” kata Seruni dihubungi, Rabu (17/9/2025).

BACA JUGA: Sampah dari Jogja Dibuang ke TPST Piyungan, Sultan: Sampai Akhir 2025

Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Sleman yang mencapai 1,12 juta jiwa, capaian CKG baru sekitar 5,6%. “Dari hasil CKG, ditemukan faktor risiko kesehatan tertinggi adalah tekanan darah meningkat,” katanya.

Seruni menilai kesadaran warga untuk meluangkan waktu melakukan cek kesehatan masih rendah. Masih ada masyarakat yang belum menempatkan skrining kesehatan sebagai prioritas utama.

Masyarakat cenderung memilih tetap bekerja selama merasa sehat. Seruni mengingatkan pemeriksaan kesehatan sangat penting guna mencegah potensi risiko berkembang menjadi penyakit yang serius. Pengobatan yang dilakukan sedini mungkin dapat mencegah memburuknya kondisi kesehatan.

Tekanan darah yang terkontrol juga akan menghindarkan seseorang dari penyakit stroke. Apabila tekanan darah melebihi batas normal dan tidak teratasi, stroke bisa muncul.

Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Sleman, Khamidah Yuliati menyampaikan jumlah kumulatif pasien stroke di Bumi Sembada hingga Agustus 2025 mencapai 5.457 orang.

Skrining kesehatan menjadi salah satu upaya pencegahan terhadap potensi stroke. Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan kesehatan masyarakat adalah lewat Peraturan Bupati Sleman 91/2023 tentang Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi.

Dalam Perbup tersebut tren prevalensi penyakit tidak menular (PTM) di Kabupaten Sleman cukup tinggi, di mana diabetes melitus (DM) dan hipertensi cenderung meningkat dari waktu ke waktu. Prevalensi penyakit hipertensi di Kabupaten Sleman pada tahun 2019 sebesar 80,71, lebih tinggi dibanding dengan DIY dengan angka prevalensi 58,93.

BACA JUGA: Kuota Sampah Kota Jogja di TPA Piyungan Tersisa 2.400 Ton

Prevalensi hipertensi di Sleman pada 2019 tercatat 80,71%, lebih tinggi dibandingkan DIY sebesar 58,93%. Pada 2020, prevalensi Sleman menurun menjadi 60,82%, sedangkan DIY naik menjadi 69,59%. Tahun 2021 dan 2022, prevalensi Sleman kembali meningkat menjadi 63,37% dan 49,98%, masih lebih tinggi dibandingkan DIY yang masing-masing sebesar 51,54% dan 35,24%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

PDIP Hormati Keputusan Prabowo Ganti Kepala LKPP

PDIP Hormati Keputusan Prabowo Ganti Kepala LKPP

News
| Kamis, 18 September 2025, 14:37 WIB

Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja

Wisata
| Jum'at, 12 September 2025, 21:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement