Advertisement

Dorong Lebih Transparan, Pemda DIY Dilibatkan Dalam Koordinasi SPPG

Lugas Subarkah
Jum'at, 03 Oktober 2025 - 05:57 WIB
Jumali
Dorong Lebih Transparan, Pemda DIY Dilibatkan Dalam Koordinasi SPPG Foto ilustrasi Makan Bergizi Gratis berupa sayur, ayam goreng lengkap dengan buah dan susu, dibuat menggunakan Artificial Intelligence - AI.

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Pemda DIY kini mulai dilibatkan dalam teknis pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) juga diminta lebih transparan dalam proses pelaksanaan MBG.

Sekda DIY, Ni Made Dwipanti Indrayanti, menjelaskan pihaknya sudah bertemu dengan coordinator SPPG dan menyepakati jika Pemda DIY akan selalu dilibatkan dalam koordinasi pelaksanaan MBG. “Alhamdulillah mereka siap,” ujarnya, Kamis (2/10/2025).

Advertisement

BACA JUGA: KPK Tetapkan 21 Pelaku Korupsi Dana Hibah

Hal ini penting karena ketika terjadi kasus keracunan maka yang bertanggung jawab adalah Pemda DIY melalui fasilitas kesehatannya. “Karena keracunan tidak ditanggung BPJS. Akhirnya kan kita juga yang akan bertanggung jawab. Jadi ga bisa lepas, harus koordinasi,” katanya.

Pemda DIY dilibatkan dalam aspek pengawasan teknis seperti data SPPG dan distribusinya kemana saja. “Sudah mulai menghitung satu SPPG melayani berapa titiknya dab dimana saja. Ini kan yang dulu ga terkomunikasikan. Supaya kita tahu capture area satu titik SPPG itu dimana saja,” ungkapnya.

Pihaknya juga terus mendesak agar SPPG memenuhi Sertifikat Laik Hidien Sanitasi (SLHS). Untuk mendapatkan SLHS menurutnya tidak mudah karena banyak yang harus dipenuhi oleh SPPG, sehingga saat ini baru belasan SPPG yang sudah memilikinya.

“Persoalannya cukup banyak. Sekian ompreng dicuci dengan waktu cukup singkat. Kita bicara bakteri dimana yang masuk apakah di proses masaknya atau alatnya. Tidak sekadar dapur bersih tapi dari sistem sanitasinya juga harus bagus,” paparnya.

Terbatasnya ahli gizi di setiap SPPG menurutnya menjadi persoalan, yang berpotensi menyebabkan tidak terpenuhinya gizi pada ribuan paket MBG. “RSUP Sardjito dengan 600 pasien saja dia ada puluhan ahli gizinya. Sementara SPPG hanya ada koordinator, ahli gizi dan administrasi. Padahal muridnya 3.000. Ini menjadi bagian evaluasi,” tegasnya.

Menurutnya, program yang niatnya baik, ketika dilaksanakan dengan skala yang besar harus dibarengi dengan desain yang baik pula. “Ketika proyek ini besar dan masif, mestinya perencanaannya bagus, kolaborasi dan koordinasi, data harus terbuka jelas dan diaudit,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Ini Proyek Pertama Jalan Tol Era Presiden Prabowo Subianto

Ini Proyek Pertama Jalan Tol Era Presiden Prabowo Subianto

News
| Jum'at, 03 Oktober 2025, 11:17 WIB

Advertisement

5 Tempat Nongkrong sambil Ngopi di Jalan Slamet Riyadi Kota Solo

5 Tempat Nongkrong sambil Ngopi di Jalan Slamet Riyadi Kota Solo

Wisata
| Kamis, 02 Oktober 2025, 12:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement