Advertisement

Kasus Demam Berdarah di Kulonprogo Renggut 3 Korban Jiwa

Khairul Ma'arif
Minggu, 12 Oktober 2025 - 18:07 WIB
Abdul Hamied Razak
Kasus Demam Berdarah di Kulonprogo Renggut 3 Korban Jiwa Nyamuk Aedes Aegypti / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Kasus demam berdarah di Kulonprogo hingga Oktober 2025 menyebabkan tiga orang meninggal dunia. Jumlah tersebut masih bisa bertambah hingga akhir 2025 nanti. 

Kepala Bidang Pencegahan dan Perlindungan Penyakit Dinas Kesehatan Kulonprogo, Arief Musthofa mengatakan selama 2025 temuan kasus demam berdarah sebanyak 1.524 kasus.

Advertisement

Jumlah tersebut terdiri dari dengue fever (DF) tingkatan demam berdarah paling rendah, demam berdarah dengue (DBD) tingkat sedang dan dengue shock syndrome (DSS) yang menjadi tingkatan paling parah.

"Ya memang selama 2025 ini ada 1.524 kasus demam berdarah yang tiga di antaranya mengalami kematian di Kulonprogo," katanya kepada wartawan, Minggu (12/10/2025).

Sedangkan untuk kasus DBD dan DSS saja selama 2025 ini mencapai 267 kasus saja. Arief mengungkapkan selama 2025 juga sudah dilakukan 11 kali fogging di beberapa titik. Tentunya itu untuk menangani kejadian masifnya demam berdarah.

"Fogging sudah 11 kali untuk demam berdarah DSS biasanya sudah berat," tambahnya.

Dia menegaskan, pencegahan oleh Dinkes Kulonprogo sudah tidak kurang-kurang. Tujuannya tentu agar kasus DBD dan DSS utamanya tida terjadi di tengah-tengah masyarakat. Sekalipun terjadi temuan kasusnya tidak masif.

"Upaya pencegahan yang dilakukan kami sudah melakukan sosialisasi kepada seluruh lurah terkait gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)," tegasnya.

Bahkan lanjut Arief untuk menindaklanjuti itu dibuatkan surat edaran (SE) kepada para lurah untuk mengaktifkan gerakan PSN di lingkungannya. Tujuannya agar ditindaklanjuti sampai di tingkat padukuhan. Pasalnya PSN dinilai efektif untuk menekan angka kasus DBD khususnya.

"Termasuk ke Dinas Pendidikan, Pemudan dan Olahraga agar menindaklanjuti ke sekolah dan mengedukasi antisipasi DBD," ujarnya.

Sebelumnya di Padukuhan Mendiro, Kalurahan Gulurejo, Kapanewon Lendah ditemuka 12 kasus DBD dalam satu bulan terakhir. Angka 12 kasus DBD di satu padukuhan tersebut terhitung besar. Arief menilai, kondisi tersebut terjadi lantaran PSN tidak digalakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Percepat Transisi Energi, MPR Dorong Pembentukan Lembaga Khusus

Percepat Transisi Energi, MPR Dorong Pembentukan Lembaga Khusus

News
| Senin, 13 Oktober 2025, 00:07 WIB

Advertisement

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya

Jembatan Kaca Tinjomoyo Resmi Dibuka, Ini Harga Tiketnya

Wisata
| Minggu, 05 Oktober 2025, 20:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement