Advertisement

Retakan Tanah Muncul di Sompok Imogiri Usai Jalan Wunut Putus

Yosef Leon
Sabtu, 22 November 2025 - 13:37 WIB
Abdul Hamied Razak
Retakan Tanah Muncul di Sompok Imogiri Usai Jalan Wunut Putus Warga melintas di ruas jalan di Padukuhan Sompok yang retak pada Sabtu (22/11 - 2025). Garis polisi dan papan peringatan sudah terpasang di lokasi tersebut untuk mengantisipasi retakan meluas.

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Retakan tanah kembali muncul di jalur Imogiri, tepatnya di Padukuhan Sompok, Kalurahan Sriharjo, Imogiri, Bantul. Lokasi ini berada di satu jalur dengan titik jalan putus di Padukuhan Wunut yang amblas pada Jumat (21/11/2025), hanya berjarak beberapa puluh meter di sebelah barat.

Retakan berada di lajur selatan yang berbatasan langsung dengan aliran Sungai Oya. Panjang retakan diperkirakan lebih dari 10 meter sehingga kendaraan harus melintas secara bergantian ketika kondisi lalu lintas ramai. Garis polisi dan papan peringatan telah terpasang di titik rawan tersebut.

Advertisement

Dukuh Sompok, Triyono, mengatakan gejala keretakan sebenarnya sudah muncul sejak sekitar sepekan terakhir. Namun perhatian warga meningkat setelah insiden putusnya jalan Wunut.

“Yang memicu ramai itu karena setelah jalan Wunut putus, warga Sompok, terutama RT 6, khawatir retakan yang ada akan berkembang menjadi putus seperti Wunut,” ujarnya, Sabtu (22/11/2025).

Menurut Triyono, wilayah Sompok memang memiliki riwayat tanah labil sejak lama. Beberapa rumah bahkan pernah direlokasi akibat tanah amblas. Kendati demikian, sebagian warga kembali menempati rumah lama karena merasa nyaman tinggal di lokasi tersebut.

“Dulu juga sudah pernah ambles. Warga pindah, sudah disiapkan relokasi, tapi tetap dipakai lagi,” katanya.

Retakan terbaru berada dekat jalur lama Mojorowunut yang kini di peta tercatat sebagai jalan jembatan gantung dan secara administratif masuk wilayah Padukuhan Wunut.

Untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk, delapan rumah dengan total 19 jiwa diminta tidak bermalam di rumah masing-masing. “Disarankan kalau malam tidur di rumah relokasi atau ke rumah orang tua. Siang mereka kembali beraktivitas seperti biasa,” tutur Triyono.

Dari delapan keluarga tersebut, empat keluarga memiliki rumah relokasi sehingga hanya berpindah saat malam hari. Dua keluarga menumpang ke rumah kerabat, sementara satu keluarga sedang mudik ke Semarang. Ia menegaskan warga tidak mengungsi ke barak atau posko.
“Ngungsinya mandiri di rumah masing-masing yang aman,” imbuhnya.

Triyono berharap retakan tidak berkembang menjadi longsor besar seperti di Wunut yang mengisolasi tiga RT. “Mudah-mudahan cukup retak saja dan kami juga sudah koordinasi dengan kapanewon untuk rencana rehabilitasi jalan yang retak itu,” katanya.

Warga setempat, Arif Budiman, menambahkan bahwa retakan tersebut sebenarnya sudah lama ada. Ia menilai Sompok lebih rawan banjir dibanding longsor. "Yang rawan di Padukuhan Sompok malah justru banjir, bukan longsor akibat tanah retak," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

BMKG Ingatkan Cuaca Ekstrem hingga Banjir Rob Hari Ini

BMKG Ingatkan Cuaca Ekstrem hingga Banjir Rob Hari Ini

News
| Sabtu, 22 November 2025, 12:57 WIB

Advertisement

Bromo Tutup saat Wulan Kapitu, Ini Jadwal dan Aksesnya

Bromo Tutup saat Wulan Kapitu, Ini Jadwal dan Aksesnya

Wisata
| Selasa, 18 November 2025, 20:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement