Advertisement

Pemkot Jogja Targetkan 15 Sekolah Lansia pada 2026

Jumali
Rabu, 26 November 2025 - 14:07 WIB
Jumali
Pemkot Jogja Targetkan 15 Sekolah Lansia pada 2026 Aktivitas di sekolah lansia - Pemkot Jogja

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Pemerintah Kota Jogja melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) menargetkan pembangunan 15 Sekolah Lansia pada 2026 untuk meningkatkan kualitas hidup dan kemandirian warga lanjut usia.

Kepala DP3AP2KB Kota Jogja, Retnaningtyas, menyampaikan bahwa saat ini telah beroperasi enam Sekolah Lansia. Jumlah ini ditargetkan akan bertambah signifikan menjadi 15 titik pada tahun 2026.

Advertisement

“Untuk saat ini di Kota Jogja ada enam sekolah lansia. Masing-masing ada di Purbayan 3 titik, di Kemantren Mantrijeron, yaitu di Suryodiningratan dan Gedongkiwo juga satu titik di Rejowinangun,” ungkapnya dikutip dari laman Pemkot Jogja.

Rencana penambahan sembilan sekolah lansia baru tahun depan terdiri dari sekolah baru dengan Standar 1 dan dua di antaranya akan naik menjadi Standar 2. Penjenjangan ini, jelas Retnaningtyas, merujuk pada standar kurikulum pembinaan lansia, bukan strata akademik.

Kurikulum Sekolah Lansia disusun bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), yang dibagi menjadi tiga standar utama: S1, S2, dan S3.

“Standar 1 itu lebih dasar, sifatnya ringan dan menyenangkan. Kegiatannya banyak untuk hiburan seperti bernyanyi, tepuk tangan, dan pembekalan kesehatan. Tidak ada PR juga, nanti enggak ada yang mau masuk,” jelas Retnaningtyas.

Lansia yang telah menyelesaikan standar S1 dapat melanjutkan ke standar S2 dan S3 dengan aktivitas yang sifatnya lanjutan. Masing-masing jenjang berlangsung minimal 10 bulan hingga 12 bulan.

“S1 itu penguatan untuk diri sendiri, bagaimana mandiri dan tidak bergantung. Untuk S2 meningkat bisa berperan di level keluarga dan S3 itu fokus pada kemandirian, lansia berdaya guna,” jelas Retnaningtyas.

Saat ini, dengan enam sekolah yang berjalan dan rata-rata menampung 50 peserta per sekolah, total peserta mencapai sekitar 300 orang. Meskipun jumlahnya terus bertambah, Retnaningtyas menegaskan bahwa tujuan utama Sekolah Lansia bukanlah untuk peningkatan ekonomi.

“Kita tidak menargetkan lansia harus produktif atau menghasilkan. Yang penting mereka tetap mandiri, bisa beraktivitas sendiri, tidak menjadi beban keluarga. Ada yang usianya 90-an tahun masih datang ke sekolah lansia, itu sudah keren,” katanya.

Tujuan utama program ini adalah memperpanjang usia harapan hidup, menjaga kemandirian, dan meningkatkan kebahagiaan. Aktivitas di sekolah ini juga mencakup materi pencegahan kepikunan, seperti membuat pernak-pernik kreatif. Kemampuan berkarya dan menambah penghasilan dianggap sebagai nilai tambah, bukan sasaran pokok.

“Kalau mereka bisa membuat kerajinan atau menambah pemasukan itu bagus, tapi bukan target utama. Yang utama adalah mereka tetap sehat, tidak ndeprok (bed rest), dan bisa mengurus diri sendiri,” tegasnya.

Retnaningtyas juga membuka ruang kolaborasi dengan masyarakat, komunitas, perguruan tinggi (seperti UII, UGM, dan UNY), bahkan dunia usaha, untuk pendampingan dan pembukaan Sekolah Lansia secara swadaya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Pelanggaran TKA Terungkap: Live Streaming hingga Jual Soal

Pelanggaran TKA Terungkap: Live Streaming hingga Jual Soal

News
| Rabu, 26 November 2025, 13:47 WIB

Advertisement

Haenyeo Jeju Jadi Daya Tarik Wisata Dunia, Kini Krisis Regenerasi

Haenyeo Jeju Jadi Daya Tarik Wisata Dunia, Kini Krisis Regenerasi

Wisata
| Selasa, 25 November 2025, 18:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement