Advertisement
Bupati Pimpin Bersih Kali Pancuran, Ingatkan Mitigasi Bencana
Warga melakukan aksi bersih Kali Pancuran, di Kalurahan Siraman, Kapanewon Wonosari,Jumat (5/12/2025). - Harian Jogja/Yosef Leon
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Bupati Gunungkidul Endah Subekti Kuntariningsih menekankan pentingnya menjaga sungai saat memimpin aksi bersih Kali Pancuran, di Kalurahan Siraman, Kapanewon Wonosari, bersama 200 warga Jumat (5/12/2025).
Bupati Endah mengatakan aksi rutin menjaga kebersihan lingkungan adalah bagian dari upaya mitigasi bencana sekaligus menjaga citra daerah.
Advertisement
Bupati Endah mengingatkan, bencana banjir dan longsor di berbagai daerah seperti Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat, menjadi peringatan keras tentang dampak kerusakan alam. Ia menilai, perilaku manusia yang abai terhadap lingkungan, mulai dari penebangan hingga kebiasaan membuang sampah sembarangan, ikut memperbesar risiko bencana.
“Beberapa waktu lalu kita melihat banjir luar biasa. Ini bisa terjadi di mana saja, termasuk di Gunungkidul. Perkiraan cuaca juga tidak mendukung, potensi siklon bisa muncul kapan saja,” ujar Endah.
BACA JUGA
Ia menegaskan, aksi bersih sungai merupakan salah satu bentuk nyata menjaga kelestarian alam, merawat sungai, serta memastikan aliran air tetap lancar. Langkah ini juga menjadi bagian dari persiapan menghadapi penilaian Adipura.
“Jangan sampai Gunungkidul yang daratannya tinggi malah dicap sering banjir. Itu terjadi karena ulah kita sendiri. Jangan pula sedikit genangan langsung kita heboh ingin viral, sampai menurunkan citra daerah,” tegasnya.
Sedikitnya 200 warga masyarakat terlibat dalam aksi bersih Kali Pancuran. Mereka terdiri dari unsur Polri, TNI, perangkat kalurahan, dunia usaha, hingga kelompok pemerhati lingkungan. Mereka terjun langsung ke area sungai untuk membersihkan semak belukar dan berbagai sampah.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Gunungkidul, Hary Sukmono, menjelaskan aksi ini merupakan program prioritas pihaknya yang bersifat edukatif dan membudayakan kepedulian warga terhadap lingkungan.
Menurut Hary, kegiatan difokuskan pada titik-titik yang berpotensi banjir, termasuk alur sungai yang kerap mengalami limpasan saat hujan deras. Kali Pancuran dipilih karena menjadi bagian dari daerah aliran air di wilayah Kapanewon Karangmojo dan Wonosari.
“Kami mengantisipasi agar banjir tidak terjadi dan tidak merugikan masyarakat. Gerakan serupa juga kami lakukan di kawasan lain yang memiliki kerentanan tinggi,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
KA Panoramic Kian Diminati, Jalur Selatan Jadi Primadona
Advertisement
Berita Populer
- Tekan Kenaikan Harga Pangan, DPRD DIY Dorong Operasi Pasar
- UGM Kirim 15 Tenaga Medis Dukung Penanganan Bencana di Sumatera
- Relokasi Makam Terdampak Tol Jogja-Solo Dimulai, 451 Jenazah Dipindah
- Sistem OSS Bermasalah, Izin Usaha di Sleman Terhambat sejak Oktober
- Donat Maryam, Kisah Sukses dari Bantuan PKH
Advertisement
Advertisement




