Advertisement
Wisata Perbukitan Kulonprogo Siaga Ancaman Hidrometeorologi
Air Terjun Kembang Soka Kulonprogo. - Ist - Dinpar Kulonprogo
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Pengelola Desa Wisata Jatimulyo menerapkan sistem informasi cuaca dan mitigasi bencana untuk menjaga keamanan wisata perbukitan saat musim hujan.
Beberapa di antaranya adalah Camping Ground Kembang Tebu, Eko Wisata Sungai Mudal, Air Terjun Kembang Soka, dan Amphiteater Goa Kiskendo. Saat musim penghujan, wisata perbukitan ini dinilai rawan terhadap ancaman bencana hidrometeorologi.
Advertisement
Ketua Pengelola Desa Wisata Jatimulyo, Suhandri, mengakui wilayahnya memang masuk kawasan rawan bencana. Menurutnya, setiap pengunjung yang sudah melakukan reservasi untuk berkunjung ke Jatimulyo selalu diberikan informasi terkait kondisi cuaca di wilayah tersebut. “Apabila wisatawan datang sudah reservasi, biasanya sebelum berangkat ke Jatimulyo diinformasikan kondisi cuaca seperti hujan ringan agar ada antisipasi dari pengunjung,” katanya kepada wartawan, Senin (8/12/2025).
Suhandri menuturkan, setiap pengunjung juga terkadang ada yang proaktif menanyakan kondisi keamanan dari Jatimulyo. Menurutnya, memang ada pengunjung yang merasa khawatir untuk berkunjung ke Jatimulyo saat musim penghujan ini. Namun, dia menyampaikan bahwa tidak semua daya tarik berbahaya.
BACA JUGA
“Tetapi ada juga yang aman. Ya kami sampaikan titik-titik yang aman dan rawannya,” tuturnya. Suhandri memastikan sudah ada koordinasi dengan Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) dan Pemerintah Kalurahan Jatimulyo untuk antisipasi dan mitigasi dampak bencana. Menurutnya, apabila destinasi memang tidak memungkinkan untuk dikunjungi, wisatawan akan diminta tidak datang ke destinasi di Jatimulyo.
Sepanjang tahun 2025 ini, sudah terjadi satu kali kejadian tanah longsor di Jatimulyo, tepatnya di destinasi wisata Air Terjun Kembang Soka. “Kami tidak ingin wisatawan malah kecewa datang ke Jatimulyo padahal sudah menempuh jarak jauh,” ucapnya.
Sementara itu, Pengelola Ekowisata Sungai Mudal, Juwarto, menyampaikan bahwa di destinasi yang dikelolanya sudah terdapat early warning system (EWS). Jumlah EWS yang terpasang sebanyak dua unit dan berfungsi sebagai peringatan dini apabila akan terjadi longsor di Sungai Mudal.
“Kami juga ada Pokja Informasi yang selalu siap menyampaikan himbauan dan informasi. Setiap kondisi hujan, kami selalu menempatkan petugas keamanan di posisi hulu Sungai Mudal dan bantaran sungai area rawan longsor apabila terjadi banjir,” jelasnya. Setiap ada kejadian sekecil apa pun, akan segera dilaporkan kepada petugas informasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Treasure Bay Bintan Jadi Destinasi Wisata Terbaik di WIA 2025
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement




