Advertisement
Tanah Rawan Amblas, Bantul Siapkan Relokasi Warga Sompok
Kantor Pemerintah Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. (ANTARA - Hery Sidik)
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Sejumlah rumah di Sompok, Sriharjo, Imogiri direncanakan direlokasi setelah DPUPKP Bantul dan BPBD menemukan tanah labil yang dinilai mengancam keselamatan warga.
Kepala DPUPKP Bantul, Jimmy Alran Simbolon, mengatakan bahwa pihaknya bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah melakukan peninjauan langsung ke lokasi beberapa waktu lalu. Hasil peninjauan mengidentifikasi bahwa rumah-rumah yang berada di sisi utara Sungai Oyo merupakan yang paling rentan terdampak pergerakan tanah.
Advertisement
"Sudah kami tinjau dan dapat laporan dari warga mana saja rumah yang perlu direlokasi," kata Jimmy pada Selasa (9/12/2025).
Menurut Jimmy, indikasi kerawanan di kawasan tersebut sebenarnya sudah terlihat dari kondisi infrastruktur. Jalan di Padukuhan Sompok sebelumnya mengalami keretakan dan telah diperbaiki melalui pengaspalan ulang. Namun, berdasarkan penuturan warga, sifat tanah di area itu memang labil, sehingga relokasi menjadi opsi yang paling aman dan mendesak demi keselamatan warga.
BACA JUGA
"Relokasi ini sebagai bentuk mitigasi saja, karena kan mendesak sifatnya demi keselamatan warga," ujarnya.
Jimmy menyebutkan bahwa saat ini relokasi masih menunggu inisiatif dari warga untuk mencari lahan baru yang lebih aman. Hal ini disebabkan keterbatasan anggaran pemerintah daerah.
"Kami masih menunggu inisiatif warga untuk mencari tanah, karena anggaran kami terbatas. Kami hanya bisa membangun rumahnya dan baru dua rumah yang masuk ke kami untuk direlokasi," jelas Jimmy.
Dukuh Sompok, Triyono, menjelaskan bahwa total terdapat delapan rumah dengan jumlah 19 jiwa yang masuk kategori rawan di wilayah RT 06 Padukuhan Sompok.
Kondisi tersebut diperparah dengan insiden jalan putus di Padukuhan Wunut dan juga keretakan jalan di wilayah sekitar, yang sempat memicu kecemasan. Triyono mengungkapkan bahwa warga yang rumahnya rawan sering kali memilih mengungsi ke rumah kerabat pada malam hari demi alasan keamanan, dan kembali ke rumah masing-masing pada siang harinya.
"Beberapa [warga] memang sudah ada yang punya rumah di lokasi lain dan beberapa warga lainnya kadang menginap di rumah keluarganya," kata Triyono.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Wisata Bali Utara, Gerbang Handara Semakin Diminati Turis Mancanegara
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement




