Advertisement
Siswa SMKN 2 Depok Teliti Gunung Gamping yang Tergerus
Kekhawatiran siswa SMK Negeri 2 Depok terhadap kondisi Gunung Gamping yang kian tergerus serta kurangnya pemahaman masyarakat seputar geopark menjadi pemicu riset geopark yang mereka lakukan bersama komunitas Jogja Geopark Youth Forum. - Istimewa.
Advertisement
JOGJA—Kekhawatiran siswa SMK Negeri 2 Depok terhadap kondisi Gunung Gamping yang kian tergerus serta kurangnya pemahaman masyarakat seputar geopark menjadi pemicu riset geopark yang mereka lakukan bersama komunitas Jogja Geopark Youth Forum.
Kepala SMKN 2 Depok, Dodot Yuliantoro, menjelaskan bahwa riset geopark ini lahir dari kerja sama lintas sekolah dan komunitas yang difasilitasi Biro Pengembangan Infrastruktur Wilayah dan Pembiayaan Pembangunan (PIWP2). Ia menuturkan kolaborasi tersebut mendorong terbentuknya komunitas riset yang menampung minat pelajar terhadap isu-isu kebumian.
Advertisement
“Kerja sama itu membuat satu komunitas yang salah satunya melaksanakan kegiatan riset. Anak-anak kami akhirnya bisa mengenal geopark lebih dalam,” ujarnya di sela-sela sesi mentoring, Rabu (10/12).
Program riset di SMKN 2 Depok diikuti terutama oleh siswa jurusan Geologi Pertambangan, yang dinilai paling relevan dengan isu geopark. Dodot menyebut riset memberi manfaat besar karena masih banyak warga yang belum memahami luasnya kawasan geopark di DIY.
Ketua Program Keahlian Geologi SMKN 2 Depok, Sri Purwanti, menyampaikan penelitian siswa diarahkan pada kawasan Gunung Gamping dengan berbagai fokus, termasuk aspek geologi, sejarah, dan lingkungan.
“Harapannya anak-anak bisa berkolaborasi karena geologi itu bisa dikembangkan ke banyak wawasan, tidak hanya teknis,” katanya.
Ia menambahkan edukasi geopark di sekolah dilakukan melalui pembelajaran kelas, seminar, hingga pembuatan infografis geopark di lobi sekolah. Antusiasme siswa disebut tinggi, terutama dari jurusan geologi, meski banyak siswa di luar jurusan tersebut juga ikut terlibat.
Purwanti menyebut Gunung Gamping menjadi isu yang paling sering disorot siswa karena kondisinya yang kini tersisa sebagian kecil akibat aktivitas penambangan di masa lalu.
“Banyak yang tidak tahu bahwa Gunung Gamping itu luar biasa penting. Anak-anak menyayangkan kondisinya sekarang,” ucapnya.
Menurutnya, siswa juga menaruh perhatian pada risiko hilangnya sebagian warisan geologi tersebut jika tidak ada upaya perlindungan yang lebih serius. Ia berharap hasil riset pelajar dapat memberi masukan bagi pemerintah daerah terkait pelestarian Gunung Gamping.
Ketua Jogja Geopark Youth Forum, Ihqbar Alqhoza, mengatakan mentoring dilakukan sebagai bagian dari komitmen riset bersama sekolah-sekolah di DIY. Ia menyebut riset pelajar penting untuk mendukung upaya menuju Global Geopark UNESCO setelah Geopark Jogja ditetapkan sebagai Geopark Nasional pada Mei 2025.
“Untuk menuju ke sana butuh banyak riset yang mendukung pengenalan Geopark Jogja. Kami mulai dari tingkat dasar karena banyak sekolah sudah punya basis riset yang kuat,” ujarnya.
Ihqbar menambahkan keterlibatan siswa SMA, MA, dan SMK menjadi langkah awal memperkuat ekosistem riset geopark di Jogja, sebelum diperluas ke level universitas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement





