Advertisement
SPPG Playen Jadi Percontohan IPAL MBG di Gunungkidul
Pengelola SPPG Playen 1 menunjukan mekanisme Ipal bio teknologi yang dipasang untuk pengolahan limbah hasil memasak Makan bergizi Gratis. Kamis (18/12/2025). Harian Jogja - David Kurniawan.
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Persoalan limbah sisa hasil pengolahan untuk makan bergizi gratis menjadi sorotan. Untuk menanganani masalah ini, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Playen 1 di Padukuhan Glidak, Logandeng, Playen memanfaatkan bio teknologi sehingga tidak menimbulkan bau.
Ketua Yayasan SPPG Playen 1, Justina Erna Widiyanti, instalasi pengolahan limbah (Ipal) sisa pengeolahan program Makan Bergizi Gratis (MBG) sangat penting karena bisa menimbulkan polusi berupa bau yang menyengat di masyarakat. meski demikian, ia tidak khawatir dengan permasalahan ini karena sudah menerapkan sistem pengolahan dengan bio teknologi sehingga tidak mencemari lingkungan.
Advertisement
“Jadi aman karena sisa limbah dari proses memasak MBG diolah dan air yang dihasilkan tidak menimbulkan bau,” kata Justina kepada wartawan, Kamis (18/12/2025).
Ia menjelaskan, Ipal bio teknologi yang dipergunakan berkapasitas 4.000 liter. Adapun proses pengolahan dengan memanfaatkan tiga tong dan satu bak penampungan untuk tampungan air limbah setelah diolah.
BACA JUGA
“Tidak bau dan kami menjadi satu-satunya SPPG di Gunungkidul yang menerapkan teknologi ini. Kalau dibutuhkan, kami siap menularkan ilmu ini ke SPPG yang lain,” katanya.
Menurut Justina, proses pengolahan dilakukan dengan menampung air sisa limbah untuk memasak makan bergizi gratis di salah satu tong. Didalam tong ini terdapat cairan bakteri untuk proses penguraian.
Setelah diproses di tong pertama, hasilnya akan ditampung di tong kedua dengan bantuan instalasi mesin pompa yang dibangun. Pengolahan tidak berbeda jauh di tong pertama hingga masuk ke tong pengolahan ketiga.
“Hasil pengolahan ketiga airnya sudah tidak bau dan kami masukan kolam bak penampungan. Pada saat dibuang ke saluran pembuangan umum sudah tidak masalah karena baunya sudah hilang karena diproses dengan bio teknologi,” katanya.
Disinggung mengenai sisa dari makanan bergizi gratis, Justina mengakui sudah menyiapkan gastrap sebagai wadah sementara. Sisa makan ini banyak dimanfaatkan untuk pakan ternak sehingga tidak menimbulkan bau.
“Tidak ada masalah karena sudah ada yang mengambil sisa makanan ini untuk pakan ternak,” katanya.
Hal tak jauh berbeda diungkapkan oleh Kepala SPPG Playen 1, Rama Jatu. Menurut dia, dapur sehat yang digelola mampu melayani 4.000 siswa dari 29 sekolah di Kapanewon Playen dan sekitarnya.
“Untuk Ipal bio teknologi sangat membantu untuk penaganan bau. Jadi, sisa limbah memasak harus dipastikan masuk ke tong pengolahan,” kata Rama.
Ia memastikan juga dilakukan pemeliharaan secara rutin terhadap instalasi pengolahan yang dimiliki. Selain itu, upaya pengecekan bak penampungan juga terus dilakukan agar limbah tidak luber kemana-mana.
“Pemeliharaan rutin terus dilakukan agar Ipal bio teknologi berfungsi dengan baik,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Kemendukbangga-BKKBN Ajak Gen Z Lawan Bullying lewat Gen Z Fest
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Bupati Apresiasi Program Padat Karya di Gunungkidul, Begini Alasannya
- Keluhan Wisatawan Disikapi, Dispar Gunungkidul Siapkan Solusi
- Proses PAW Lurah di Gunungkidul Dimulai, Tiga Kalurahan Prioritas
- Libur Nataru, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jogja
- Bantul Terima Tambahan Bus Sekolah Gratis, Rute Dimatangkan
Advertisement
Advertisement




