Advertisement
Cegah Nuthuk, Dispar Bantul Buka Layanan Aduan Wisatawan
Kepala Dinpar Bantul, Saryadi. Kiki Luqman - Harian Jogja
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL— Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Bantul menyiapkan sejumlah langkah antisipasi untuk mencegah praktik pedagang dan parkir nuthuk selama libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).
Langkah tersebut dilakukan guna menjaga kenyamanan wisatawan sekaligus melindungi citra pariwisata Bantul di tengah potensi lonjakan kunjungan saat libur panjang akhir tahun.
Advertisement
Kepala Dispar Bantul Saryadi mengatakan masyarakat maupun wisatawan diminta aktif melaporkan apabila menemukan indikasi tarif tidak wajar, baik dari pedagang maupun pengelola parkir di kawasan wisata.
“Kalau ada laporan, silakan disampaikan. Kita sudah share di media kita dan juga melalui surat edaran,” ujar Saryadi, Selasa (23/12/2025).
Ia menjelaskan, laporan dapat disampaikan melalui berbagai kanal resmi Pemerintah Kabupaten Bantul, mulai dari media sosial Dispar Bantul, laman Jelajah Bantul, Telisik Bantul, situs dinaspariwisata.bantulkab.go.id, hingga layanan aduan resmi Pemkab Bantul.
BACA JUGA
“Laporkan saja di media kami maupun melalui email surat resmi kami. Ke layanan aduan Pemda Bantul juga bisa,” katanya.
Saryadi menegaskan, Dispar Bantul telah mengeluarkan surat edaran kepada seluruh pelaku wisata, pengelola destinasi, serta asosiasi terkait. Salah satu poin utama yang ditekankan dalam surat tersebut adalah kewajiban mencantumkan dan menyampaikan informasi harga secara jelas kepada wisatawan.
“Kita sampaikan melalui surat edaran ke seluruh pelaku wisata, pengelola destinasi, maupun asosiasi, untuk menginformasikan teknis layanan yang diberikan, termasuk harga,” jelasnya.
Terkait sanksi, Saryadi menyebut Dispar Bantul akan melakukan pembinaan apabila ditemukan pelanggaran di lapangan. Menurutnya, praktik nuthuk justru berdampak buruk terhadap sektor pariwisata dalam jangka panjang.
“Iya, kita akan lakukan pembinaan. Karena itu mencoreng citra pariwisata dan bisa membuat wisatawan kapok untuk datang lagi. Itu sangat tidak baik untuk ke depan,” ujarnya.
Ia menambahkan, keuntungan sesaat dari tarif tidak wajar tidak sebanding dengan dampak negatif terhadap keberlanjutan pariwisata Bantul. “Pada saat mungkin untungnya besar, tapi untuk pariwisata berkelanjutan itu tidak baik,” tegasnya.
Selain mengantisipasi praktik nuthuk, Dispar Bantul juga memperkuat layanan di destinasi wisata selama libur Nataru. Salah satunya dengan menambah jumlah petugas di tempat pemungutan retribusi (TPR) hingga tiga kali lipat.
“Dari sekitar 40 orang pada hari biasa, menjadi sekitar 120 orang,” kata Saryadi.
Dispar Bantul juga menyiagakan petugas kebersihan di kawasan wisata untuk mengantisipasi lonjakan volume sampah, terlebih libur Nataru tahun ini bertepatan dengan musim hujan. “Selain sampah dari wisatawan, juga ada potensi sampah kiriman dari sungai,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
9 Desa Wisata Pilihan untuk Liburan Akhir Tahun di Indonesia
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement




