Advertisement

80 Pasien Gagal Ginjal Gunungkidul Harus Cuci Darah ke Luar Daerah

David Kurniawan
Selasa, 30 Desember 2025 - 17:57 WIB
Sunartono
80 Pasien Gagal Ginjal Gunungkidul Harus Cuci Darah ke Luar Daerah Dokter dan pasien. - Ilustrasi - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Keterbatasan fasilitas hemodialisa di Kabupaten Gunungkidul membuat sekitar 80 pasien gagal ginjal harus menjalani perawatan rutin cuci darah ke luar daerah karena seluruh layanan di rumah sakit setempat telah penuh.

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul, Ismono, mengatakan pelayanan kesehatan di Bumi Handayani masih perlu peningkatan, khususnya untuk penanganan pasien gagal ginjal yang membutuhkan cuci darah secara rutin.

Advertisement

Meski tidak menyebutkan secara rinci jumlah total penderita gagal ginjal, Ismono mengungkapkan saat ini terdapat sekitar 80 pasien yang belum terlayani hemodialisa secara rutin di fasilitas kesehatan Gunungkidul karena keterbatasan kapasitas.

“Pasien gagal ginjal harus rutin melakukan cuci darah agar kesehatannya terjaga, sementara fasilitas yang ada sudah penuh,” kata Ismono, Selasa (30/12/2025).

Keterbatasan layanan tersebut membuat puluhan pasien harus menjalani travelling hemodialisa atau mencari layanan cuci darah di luar daerah yang memiliki slot kosong.

“Mereka harus mencari layanan cuci darah di luar daerah yang kebetulan masih tersedia, bisa di Kota Jogja, Bantul, Sleman, atau daerah lain,” ujarnya.

Ismono menjelaskan, pasien gagal ginjal umumnya membutuhkan cuci darah secara rutin, rata-rata dua kali dalam sepekan. Kondisi ini menambah beban pasien dan keluarga karena harus menempuh perjalanan jauh secara berulang.

“Kalau seminggu dua kali cuci darah, ya harus terus mencari tempat yang kosong dan dilakukan secara rutin,” katanya.

Direktur RSUD Wonosari, Diyah Prasetyorini, mengakui tingginya kebutuhan layanan hemodialisa di rumah sakit milik Pemkab Gunungkidul tersebut. Hingga saat ini, daftar antrean pasien cuci darah masih mencapai sekitar 70 orang.

Menurutnya, jumlah antrean tersebut sebenarnya sudah berkurang setelah RSUD Wonosari menerapkan kebijakan pelayanan tiga shift dalam sehari.

“Kalau sebelumnya bisa sampai 100 pasien yang mengantre, sekarang berkurang menjadi sekitar 70 orang,” kata Diyah.

RSUD Wonosari saat ini memiliki 20 unit mesin hemodialisa. Dari jumlah tersebut, 19 unit dioperasikan secara penuh untuk pasien umum, sementara satu unit dikhususkan bagi pasien dengan penyakit menular.

“Pelayanan cuci darah berjalan hampir setiap hari dan hanya libur pada hari Minggu. Di hari lainnya, seluruh alat digunakan untuk melayani pasien yang sudah terdaftar,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Yaman Tetapkan Darurat Nasional, Putus Kerja Sama UEA

Yaman Tetapkan Darurat Nasional, Putus Kerja Sama UEA

News
| Selasa, 30 Desember 2025, 19:27 WIB

Advertisement

Inggris Terbitkan Travel Warning Terbaru, Indonesia Masuk Daftar

Inggris Terbitkan Travel Warning Terbaru, Indonesia Masuk Daftar

Wisata
| Senin, 29 Desember 2025, 19:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement