Advertisement

SBMPTN 2018: Antisipasi Kecurangan, Panitia Gunakan Pengacak Sinyal Telepon Seluler

Sunartono
Rabu, 25 April 2018 - 10:17 WIB
Nina Atmasari
SBMPTN 2018: Antisipasi Kecurangan, Panitia Gunakan Pengacak Sinyal Telepon Seluler Koordinator Panlok 46 DIY SBMPTN Prof. Margana (tengah) memberikan keterangan pers bersama sejumlah perwakilan panitia dari PTN lain di DIY, Selasa (24/4/2018). - Harian Jogja/ Sunartono

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN - Panitia Lokal (Panlok) 46 DIY Seleksi Bersama Mahasiswa Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) akan menggunakan pengacak sinyal untuk mengantisipasi kecurangan saat ujian yang digelar 8 Mei 2018 mendatang. Panitia juga meminta kepada para pendaftar agar tidak mudah percaya dengan iming-iming memudahkan lolos seleksi dengan menawarkan sejumlah uang.

Koordinator Panlok 46 DIY SBMPTN Prof. Margana menegaskan, agar calon mahasiswa dan masyarakat umum berhati-hati terhadap kemungkinan adanya penipuan, karena kelima PTN di DIY yang tergabung dalam Panlok 46 tidak pernah menjanjikan dapat meloloskan tes dengan membayar sejumlah uang.

Advertisement

Ia mengimbau, jika ada pihak yang menjanjikan adanya kemudahan tes termasuk melalui perjokian dengan membayar sejumlah uang, sebaiknya segera dilaporkan ke panitia SBMPTN atau kepolisian.

"Kalau ada yang menawarkan [dengan membayar sejumlah uang] segera laporkan, ke [lima PTN] univeristas atau langsung kepolisian," ungkapnya dalam konferensi pers di Ruang Sidang Senat, Rektorat UNY, Selasa (24/4/2018).

Ia menambahkan, untuk mengantisipasi berbagai bentuk kecurangan saat pelaksanaan ujian, panitia membentuk tim khusus. Antara lain dengan menggunakan pengacak sinyal, terutama pada pelaksanaan ujian tulis berbasis komputer (UTBK). Selain itu, panitia juga telah mengidentifikasi berbagai kemungkinan modus melakukan kecurangan seperti perjokian.

Oleh karena itu, ujian SBMPTN 2018 ini panitia tidak memberi toleransi bagi yang terlambat. Margana tidak menampik, keterlambatan datang dikhawatirkan sebagai salah satu modus pelaku kecurangan dengan pura-pura salah menempati ruangan.

"Misalnya ada peserta yang salah menempati ruangan, kalau dulu kan dititipkan [pelaksanaan] di ruangan yang salah itu, kalau sekarang tidak, tetapi dikembalikan di tempat ruangan peserta itu sesuai nomor ujiannya. Karena itu dikhawatirkam modus untuk masuk ke suatu ruangan yang bukan ruangannya," tegas Wakil Rektor I UNY ini.

Selain itu, dalam pelaksanaan ujian peserta akan dipantau CCTV di berbagai titik ruangan. Margana mengakui, ujian SBMPTN tahun ini tergolong ketat dengan anggota tim dengan melibatkan berbagai pihak, mulai dari sekuriti, akademisi hingga aparat kepolisian.

Panitia sendiri tidak bisa seenaknya masuk ke dalam ruangan tertentu, melainkan ada prosedur yang mengatur. "Itu dilakukan untuk menghindari kecurangan, kebocoran soal," ujarnya.

Adapun jumlah pendaftar SBMPTN melalui Panlok 46 DIY hingga, Selasa (24/4/2018) mencapai 30.860 calon mahasiswa yang mendaftar melalui ujian tulis berbasis cetak (UTBC), terdiri atas 13.028 saintek, 15.563 soshum dan 2.269 campuran.

Karena keterbatasan fasilitas pendaftar melalui UTBK dibatasi dan sudah terpenuhi kuota total 1.845 calon mahasiswa, dengan rincian 470 peserta akan mengikuti UTBK di UNY, 810 di UGM, 240 di UIN, 300 di UPN dan 25 peserta mengikuti UTBK di ISI.

Panitia menyediakan kursi ujian sekitar 46.000 hingga 50.000 dengan asumsi hingga waktu pendaftaran ditutup Jumat (27/4/2018) jumlah perkiraan pendaftar akan terus meningkat dibandingkan SBMPTN 2017 yang tercatat 39.305 pendaftar.

"Karena kami sering melakukan sosialisasi bersama, sehingga kemungkinan besar pendaftar akan naik dengan siswa waktu tiga hari ini," ungkap Panlok 46 DIY Irhas Effendi dari UPN Veteran Jogja.

Pelaksanaan ujian untuk Saintek akan digelar di UGM dan ISI, Soshum di UNY dan UPN serta Campuran dihelat di UIN Sunan Kalijaga. Panlok 46 juga berupaya memfasilitasi pendaftar dari penyandang disabilitas yang hingga Selasa (24/4/2018) tercatat sudah ada 17 pendaftar, terdiri atas 14 pendaftar Soshum, dua pendaftar saintek dan satu pendaftar campuran. Mereka terdiri atas tuna daksa, tuna rungu dan tuna netra.

"Untuk penyandang disabilitas ini kami berusaha maksimal untuk memberikan fasilitas agar bisa mengikuti ujian dengan baik," kata Ridwan Kepala Admisi PMB UIN Sunan Kalijaga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Airlangga Hartato Sebut Jokowi Milik Bangsa dan Semua Partai

News
| Rabu, 24 April 2024, 16:37 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement