Advertisement

Secangkir Kopi untuk Kesetaraan

Fahmi Ahmad Burhan
Jum'at, 06 Juli 2018 - 11:25 WIB
Budi Cahyana
Secangkir Kopi untuk Kesetaraan Eko Sugeng menyeduh kopi di Warung Kopi Cupable. - Harian Jogja/Fahmi Ahmad Burhan

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Para penyandang disabilitas terus didorong untuk bisa berdiri setara bersama mereka yang punya bagian tubuh normal. Lewat pelatihan, mereka mencoba peruntungan menjadi barista andal, meski dengan keterbatasan fisik. Berikut laporan wartawan Harianjogja.com Fahmi Ahmad Burhan.

Aroma kopi menguar di seisi ruangan, bunyi mesin penggiling terdengar nyaring. Stoples berisi beraneka jenis kopi, mulai dari gayo sampai dampit, ditata berjejer. Barista menyiapkan kocokan susu yang ia tuang ke cangkir berisi seperempat gelas kopi.

Advertisement

Cappucino dari robusta dampit selesai diracik oleh Eko Sugeng, penyandang disabilitas yang kehilangan kedua tangannya pada 2002 karena kesetrum aliran listrik tegangan tinggi.

“Waktu itu saya mau membenarkan antena, tetapi terlilit, dan saat itu tegangannya tinggi. Tangan saya terluka parah dan harus diamputasi,” kata Eko, Selasa (3/7/2018).

Tanpa tangan, Eko menggerak-gerakkan lengan atasnya untuk menyajikan minuman dari bubuk hitam yang disukai banyak orang tersebut.

Setahun lalu, Eko hanya peminum kopi biasa yang sering nongkrong di warung kopi. Di kala senggang, Eko kadang mendatangi beberapa tempat ngopi yang lumayan terkenal di Jogja. Kini, dia tergolong barista andal.

“Favorit saya bikin kopi dengan teknik V60.”

V60 adalah perkakas yang dipakai untuk menyeduh kopi dengan cara pour over, yakni mengalirkan air ke bubuk kopi. Teknik ini dipakai untuk mengeluarkan rasa yang jernih.

Bagi Eko, dua tangan yang tak lagi sempurna bukanlah halangan.

“Saya tertarik jadi barista, karena awalnya senang dengan kopi, sering nongkrong di warung kopi, ketika ada dorongan buat bikin, saya coba saja,” ucap pria asal Kecamatan Kalasan itu.

Di samping Pusat Rehabilitasi Yakkum, berdiri sebuah warung kopi dengan nama Cupable. Pemilik warung kopi tersebut, Banu Subagio, mengatakan nama Cupable diambil dari singkatan Cup for Empowering Difable. Dalam bahasa Indonesia artinya cangkir untuk memberdayakan penyandang disabilitas.

Pusat Rehabilitasi Yakkum manampung kaum difabel agar bisa mandiri. Di pusat rehabilitasi yang terletak di Jalan Kaliurang, Desa Sukoharjo, Ngaglik itu Eko dan banyak penyandang disabilitas lainnya beraktivitas.

Di Warung Kopi Cupable, Eko biasa membuat kopi. Banu memberi tahunya pada tahun lalu agar ia tak sekadar jadi peminum kopi, tapi bisa juga membuatnya. Semangat kesetaraan dalam meracik dan menikmati kopi menjadi pendorong berdirinya Cupable.

“Kopi ini kan sekarang sudah menjadi gaya hidup, kami mencoba agar kopi tidak hanya untuk kalangan tertentu. Kami ingin kopi juga bisa dinikmati, bahkan dibuat oleh kaum difabel,” ujar Banu.

Banu memodifikasi alat-alat pembuat kopi agar bisa dioperasikan oleh Eko.

“Kami ingin agar kaum difabel tidak hanya dikasihani, tetapi juga diapresiasi, karena mereka juga bisa berkarya layaknya masyarakat yang mempunyai fisik sempurna.”

Selama sebulan, mulai dari Senin (2/7/2018), Pusat Rehabilitasi Yakkum dan juga Warung Kopi Cupable mengadakan pelatihan barista inklusi yang diikuti delapan peserta. Mereka adalah para difabel dan korban pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

“Kami memilih kopi, karena banyak anak muda yang nongkrong di warung kopi, kami ingin menunjukkan bahwa penyandang disabilitas juga bisa terlibat dalam perkembangan gaya hidup,” kata Project Manager Program Peduli Pusat Rehabilitasi Yakkum Rani Ayu Hapsari

Setelah digembleng selama sebulan belajar menjadi barista, para peserta akan coba masuk ke warung-warung kopi di Jogja menunjukkan keahlian mereka.

“Ada yang kehilangan tangannya, ada juga yang memakai kursi roda, ataupun kaki palsu, tetapi mereka tidak bisa dianggap remeh,” ucap Rani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement