Advertisement
Tak Melaut, Nelayan Depok Bantul Pilih Bertani

Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL -- Gelombang tinggi yang menerjang kawasan pantai selatan membuat aktivitas nelayan terhambat. Mereka memilih menggunakan waktu libur untuk memperbaiki peralatan tangkap hingga menggarap lahan pertanian yang dimiliki.
Salah seorang nelayan Pantai Depok, Suwardi mengaku berhenti melaut sejak satu pekan yang lalu. Hal ini terjadi karena kondisi di laut sedang tidak baik sehingga nelayan menghentikan aktivitas mencari ikan.
“Gelombang sedang tinggi sejak beberapa hari lalu. Bahkan akibat naiknya gelombang membuat sejumlah kerusakan di beberapa tempat. Jadi untuk sementara kami berhenti melaut hingga kondisi aman,” kata Suwardi, Kamis (26/7/2018).
Menurut dia, untuk mengisi waktu senggang banyak nelayan yang melakukan kegiatan lain. Beberapa kegiatan yang dilakukan di antaranya, menambang pasir, memperbaiki kapal hingga menggarap lahan pertanian yang dimiliki.
“Berhubung punya lahan maka saya ikut mengurusi tanaman bawang merah yang sedang ditanam,” kata dia.
Hal senada diungkapkan Sadiman, nelayan lain di Pantai Depok. Menurut dia, di saat berhenti melaut dia memperbaiki alat tangkap, misalnya menambal kapal yang mulai berlubang hingga perbaikan jaring-jaring. “Intinya kami tetap beraktivitas. Dengan memperbaiki alat tangkap besok langsung bisa digunakan saat kondisi di laut sudah aman untuk menangkap ikan,” katanya.
Menurut dia, fenomena naiknya gelombang air laut di kawasan Pantai Selatan merupakan hal yang biasa dan terjadi setiap tahun. Ia tidak menampik kenaikan gelombang yang terjadi kemarin menimbulkan sejumlah kerusakan. Meski demikian, kerugian yang ditimbulkan bisa dikurangi karena sejak awal sudah waspada akan ancaman tersebut.
“Kami sebagai pemilik kapal memindahkan kapal-kapal ke tempat yang aman. Kami bersyukur saat gelombang naik, semua kapal dalam kondisi aman,” jelas dia.
Sadiman berharap cuaca buruk di laut bisa segera berakhir dan nelayan dapat kembali beraktivitas menangkap ikan di laut. “Kalau kondisi terus begini, kami tidak bisa menangkap ikan dan terpaksa mengerjakan kegiatan lain,” kata dia.
Advertisement
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

CR450, Kereta Tercepat China, Pacu 453 km/jam & Pecahkan Rekor!
Advertisement

Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Buruh Jogja Beri Rapor Merah Setahun Kinerja Prabowo-Gibran
- Jalur dan Rute Trans Jogja ke Prambanan, Goden, hingga Bantul
- Kelurahan Cokrodiningratan Pakai Aplikasi Digital untuk Kelola Sampah
- Jadwal SIM Keliling Ditlantas Polda DIY Hari Ini, 21 Oktober 2025
- PAD Wisata Gunungkidul 2025 Diprediksi Turun, Ini Penyebabnya
Advertisement
Advertisement