Advertisement
Terimbas Gelombang, Ribuan Ikan di Laguna Pantai Glagah Mabuk & Mati
Warga memunguti ikan yang mati di tepi laguna Pantai Glagah, Minggu (29/7 - 2018).Harian Jogja/Beny Prasetya
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Gelombang tinggi yang menerjang kawasan pantai selatan berdampak sangat luas. Di sektor perikanan, sejumlah tambak udang, tempat pelelangan ikan dan perahu nelayan rusak. Bahkan di Pantai Glagah, dampak gelombang mulai mengganggu ekosistem lingkungan di laguna. Sejak Sabtu (28/7/2018) hingga Minggu (29/7/2018), ribuan ikan air tawar mabuk kemudian mati lantaran air berubah menjadi payau.
Berbagai jenis ikan air tawar seperti nila, wader dan ikan air tawar lainnya mengambang dan kemudian mati. Warga yang mengetahui hal tersebut langsung mengumpulkan ikan dengan menyisir tepi laguna dan menebar jala.
Advertisement
Salah seorang warga yang juga pengelola kios di Pantai Glagah, Djunarti, mengatakan semenjak tiga tahun terakhir terjangan gelombang tinggi selalu masuk dan membuat air di laguna membeludak. Air di Laguna Glagah yang sebenarnya tawar berubah menjadi air payau akibat luapan tersebut. Alhasil ribuan ikan ait tawar yang ada di dalamnya kesulitan beradaptasi akibat perubahan kondisi air secara mendadak. "Kebanyakan yang mati ikan nila. Kami memgambil ikan untuk dikonsumsi bersama keluarga. Kalau dibiarkan dan tidak diambil justru membuat bau tak sedap," katanya, Minggu.
Warga lainnya, Sriyanti, mengaku mendapatkan ikan hingga beberapa kilogram saat air di laguna berubah menjadi payau. "Lumayan untuk lauk makan. Kalau sekarang sudah agak sulit menemukan ikan yang mabuk," katanya, Minggu.
Ketua Paguyuban Pondok Laguna, Subardi, mengatakan kondisi air di Laguna Glagah selalu meluap saat terjadi gelombang tinggi. Hal itu terjadi karena tidak adanya saluran air dari laguna menuju laut. Selain memicu kematian ribuan ekor ikan, luapan air di laguna juga membuat puluhan lapak dan warung yang ada di sisi timur laguna terendam air. "Harus ada sudetan untuk membuang air dari laguna ke laut, kalau tidak setiap terjadi gelombang tinggi banjir akan terus terjadi," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Perpanjang SIM di Gunungkidul Bisa Online, Dicetak dan Diantar
- Wisatawan Keluhkan Retribusi Parangtritis, Dinpar: Klasik
- Laka Lantas di Temon Kulonprogo, Lansia Pengendara Astrea Tewas
- Sambut Nataru, 8 Rumah Panggung TPR Pantai Bantul Beroperasi
- Dinas Pendidikan Gunungkidul Catat 65 Kekosongan Kepala Sekolah
Advertisement
Advertisement





