Advertisement
Umat Masyarakat Katolik dan NU Bantul Bersatu Menangkal Radikalisme
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL-Forum Masyarakat Katolik Indonesia (FMKI) dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (FCNU) Bantul menggelar seminar kebangsaan di Pendopo Parasamya, Komplek Pemerintahan Kabupaten Bantul, Sabtu (4/8/2018). Seminar tersebut untuk lebih merekatkan kerukunan dan menangkal paham-paham radikalisme.
Hadir dalam seminar tersebut sebagai pembicara, yakni mantan ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud MD; angota Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Romo Antonius Benny Susetyo; Sekjen PBNU, Helmy Faizal Zaini; dan Sekretaris Jenderal Majelis Pemusyawaratan Pengasuh Pesantren se-Indonesia, Shofiyullah Muzammil.
Advertisement
Ketua Panitia Seminar Kebangsaan, Hetvigis Hastawening mengatakan seminar dengan tema 'Dari Bantul Meneguhkan Kerukunan Menuju Indonesia Damai Sejahtera' itu digelar atas keprihatinan masih maraknya radikalisme di berbagai daerah. Pihaknya bekerjasama dengan ormas NU pun sepakat menggelar seminar bersama, kemudian difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Bantul.
Seminar yang dihadiri seratusan orang dari tokoh msyarakat, tokoh agama, dan pemuda itu berlangsung sekitar tiga jam, "Sambutannya luar biasa, acara semacam ini perlu dilanjutkan untuk mewujudkan Bantul bersatu," ujar Hetvigis.
Ketua PCNU Bantul, Yasmuri mengatakan kerukunan di Bantul sudah terjalin sejak dulu. Namun tidak menutup kemungkinan ada letupan-letupan kecil yang dapat merusak kebersamaan. Karena itu kegiatan penguatan kebangsaan yang melibatkan lintas agama dan golongan perlu terus digelorakan.
Hasil seminar tersebut akan dideklarasikan sebagai komitmen bersama menjaga kebersamaan dengan harapan kerukunan di Bantul menjadi contoh bagi daerah-daerah lainnya.
Sementara itu, Wakil Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengapresiasi kegiatan seminar kebangsaan yang diinisiasi FMKI dan NU tersebut. Terlebih saat ini menghadapi tahun politik. Jelang pemilu 2019 ini bakal ada potensi perpecahan akibat perbedan pandangan politik. Karena itu potensi tersebut perlu diredam dengan mengedepankan persatuan dan kedamaian.
"Semua pihak perlu menjaga persatuan dan kedamaian semua komponen, baik komponen agama, golongan, dan budaya," kata Halim.
Ia menyatakan dalam demokrasi semua orang bebas mengekspresikan pilihan politiknya masing-masing dan hal tersebut wajar untuk membangun bangsa.
Namun Halim berharap dalam mengekspresikan pilihannya tidak ada provokasi-provikasi yang berpotensi konflik dan mengancam perpecahan. Ia meyakini kerukunan dan kebersamaan masyarakat Bantul dapat menangkal semua potensi-potensi negatif tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
AS Disebut-sebut Bakal Memberikan Paket Senjata ke Israel Senilai Rp16 Triliun
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Terbaru! KRL Jogja-Solo Sabtu 20 April 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
- Jadwal KRL Solo-Jogja, Berangkat dari Palur Sabtu 20 April 2024
- Dibanding Tahun Lalu, Jumlah Turis dan Belanja Wisatawan Kota Jogja Kali Ini Naik Selama Libur Lebaran
- Jadwal Buka Depo Sampah di Kota Jogja
- Pansus DPRD DIY Mulai Bahas Perubahan Aturan Soal Pengisian Jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur
Advertisement
Advertisement