Advertisement

Marak Penjahat Kelamin Bertebaran di Gunungkidul, Sejumlah Perempuan Dicabuli di Jalanan

Jalu Rahman Dewantara
Selasa, 18 September 2018 - 18:50 WIB
Bhekti Suryani
Marak Penjahat Kelamin Bertebaran di Gunungkidul, Sejumlah Perempuan Dicabuli di Jalanan Ilustrasi pelecehan seksual - JIBI

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL- Polres Gunungkidul saat ini tengah menyelidiki kasus pelecehan seksual terhadap perempuan muda yang terjadi di sebuah jalan di wilayah Desa Siraman, Kecamatan Wonosari pada Senin (17/9/2018) lalu.

Kasat Reskrim Polres Gunungkidul, AKP Riko Sanjaya mengatakan pihaknya telah menerjunkan personel kepolisan untuk menyelidiki kasus ini. Dia juga mengaku telah melakukan olah tempat kejadian perkara di Jalanan Desa Siraman, Wonosari. "Selebihnya menunggu perkembangan kepolisian," ucap Riko kepada Harianjogja.com (18/9/2018).

Advertisement

Dia menjelaskan peristiwa pelecehan seksual ini bermula saat korban hendak berangkat kerja menggunakan sepeda motor melewati jalan di wilayah Desa Siraman, Wonosari pada Senin pagi.

Namun, korban justru dipepet seorang pria yang sebelumnya telah membututinya dari belakang. Tak berselang lama, pria itu lantas memegang bagian vital korban dan langsung melarikan diri. "Kejadiannya pagi, dan saat itu kondisi jalan juga masih sepi," kata Riko.

Riko mengatakan laporan kasus yang masuk di kantornya tidak langsung dari korban, melainkan melalui temanya yang merupakan polwan di lingkungan Polres Gunungkidul. Dia menduga korban enggan melapor lantaran malu.

"Yang melapor ke polres adalah teman korban yang kebetulan polwan. Jadi korban sempat membuat status di akun sosmednya. Lalu temannya [polwan] tahu lantas menyampaikan hal ini ke kami," jelas Riko.

Atas peristiwa ini, Riko menyarankan bagi masyarakat untuk tidak mengenakan pakaian yang mencolok. "Penampilan itu sebenarnya untuk mengantisipasi sebab terlepas dari pelaku apakah punya penyimpangan seksual atau tidak itu patut diwaspadai. Kadang pelaku juga nekat tanpa memandang fisik korban," bebernya.

Selain itu Riko juga mengimbau kepada masyarakat khususnya perempuan saat berkendara upayakan untuk beriringan dengan orang lain. Sebab perempuan rentan menjadi korban pelecehan jalanan. "Jangan sendiri dan intinya tetap waspada," ucapnya.

Adapun sebagai antisipasi, pihak kepolisian lanjut Riko telah memetakan wilayah mana saja yang rawan terjadinya pelecehan seksual. Khususnya pelecehan di jalan.

"Jadi kami sudah menganalisa kawasan mana yang rawan pelecahan seksual di jalanan, data ini berbekal dari sejumlah kasus yang pernah terjadi, selanjutnya kami lakuka koordinasi dengan anggota Polsek setempat untuk menjaga kawasan rawan tersebut terutama saat kondisi sepi seperti pagi ataupun malam hari," jelasnya.

Takut Melapor

Sejumlah korban pelecehan seksual mengaku enggan untuk melapor. Alasanya, selain karena takut dan malu juga lantaran tidak mau memperpanjang masalah.

Salah satunya diungkapkan Melati (nama samaran). Perempuan asal Wonosari ini sempat menjadi menjadi korban pelecehan seksual yang terjadi di sekitar jalanan Desa Bendungan, Karangmojo, Timur Selang Wonosari pada Minggu (16/9/2018) lalu.

"Saat itu saya baru pulang mengantar bapak mengambil minibus. Kurang lebih kejadiannya saat subuh," ucapnya.

Namun saat pulang tepatnya ketika melewati perempatan Desa Selang ke arah timur ada seorang laki-laki pengendara motor supra menghentikannya. Awalnya laki-laki tersebut menanyakan arah jalan, tapi kemudian meremas bagian dada Melati. Melati lantas teriak dan kemudian melarikan diri.

"Ya saya kaget apalagi bapak-bapak itu juga sempat bilang mengajak mesum dengan iming-iming bayaran Rp200 ribu," jelasnya.

Akibat kejadian ini Melati mengalami trauma dan takut untuk berpergian sendiri. "Saya maunya berpergian bareng temen-temen saat siang maupun malam, Saya juga takut setelah saya akan muncul korban-korban lain, dan takut entah apakah akan bertemu orang seperti itu lagi," ucapnya.

Melati mengaku tidak melaporkan hal ini kepada Kepolisian dengan alasan enggan memperpanjang masalah. Di sisi lain dia juga merasa malu.

Nasib serupa juga menimpa Sukma (nama samaran). Dia mengalami pelecehan seksual di wilayah Siraman, Wonosari sekitar satu tahun lalu.

Kejadian bermula saat Sukma hendak pulang ke rumahnya. Namun baru sampai di wilayah Siraman, Wonosari dia dipepet seorang pria menggunakan sepeda motor Supra. Pria tersebut lantas memegang dadanya dan kemudian melarikan diri.

"Saat itu saya lalu berhenti di pinggir jalan sambil menangis. Bahkan pria itu mengacungkan jari tengahnya sebelum melarikan diri," bebernya.

Pelecehan seksual dalam bentuk lain juga pernah dialami Sukma. Dia lupa kapan harinya, tapi yang pasti masih medio 2018.

Saat itu Sukma sedang bersantai di sekitaran di Alun-alun Wonosari pada malam hari. Lalu dia melihat seorang laki-laki paruh baya tengah duduk di atas sepeda motor vario warna putih. Tak berselang lama laki-laki itu mengeluarkan kemaluannya. "Saya kaget dan langsung pergi," ucapnya.

Meski begitu Sukma enggan melapor ke kepolisian. Alasannya seperti yang diungkapkan Melati, malu dan tidak mau memperpanjang masalah.

Keengganan korban untuk melapor memang menjadi alasan sejumlah kasus kekerasan dan pelecehan seksual terhadap anak dan perempuan di Gunungkidul masih sulit dituntaskan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement