Advertisement

Pemkab Gunungkidul Tindaklanjuti Penemuan Air di Gua Dusun Blado

Herlambang Jati Kusumo
Senin, 01 Oktober 2018 - 16:20 WIB
Arief Junianto
Pemkab Gunungkidul Tindaklanjuti Penemuan Air di Gua Dusun Blado Gua Kedung Mbangsri Dusun Blado, Desa Girikarto, Kecamatan Purwosari, tempat ditemukannya sumber air. - Ist/dok warga

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul merespons baik ditemukannya lokasi yang diduga sebagai sumber air yang ada dalam gua di Dusun Blado, Desa Girikarto, Kecamatan Purwosari beberapa waktu lalu.

Bupati Gunungkidul, Badingah mengaku telah memerintahkan jajarannya untuk melakukan survei ke lokasi. "Sudah dapat informasi itu dan sudah saya perintahkan ke Sekda dan OPD [Organisasi Perangkat Daerah] terkait untuk mengecek lokasi," kata Badingah, Senin (1/10/2018).

Advertisement

Jika memang sumber air tersebut memungkinkan untuk dapat diangkat ke permukaan, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan pihak provinsi atau Pusat agar ditindaklanjuti, karena program itu jelas membutuhkan dana yang tidak sedikit.

“Kalau saya berharap air tersebut benar-benar bisa diangkat dan dialirkan merata ke seluruh masyarakat untuk mengatasi kekeringan yang selama ini masih terjadi.”

Sekda Gunungkidul Drajad Ruswandono mengaku telah menerima perintah Bupati untuk segera mengecek lokasi penemuan air tersebut. Menurut dia perlu dipastikan dan melihat langsung titiknya, karena di sekitar daerah tersebut juga pernah diresmikan sumber air oleh Badingah.

"Kami akan tinjau dulu terkait dengan tingkat kesulitan, berapa debit airnya, serta melihat asal dari sumber air tersebut. Jangan-jangan sumber air tersebut dari sungai-sungai kecil bawah tanah sehingga tidak memungkinkan diangkat," ujar Drajad.

Sebelumnya Kepala Dusun Blado, Witanto mengungkapkan sumber air yang ada pertama kali ditemukan oleh warga saat mencari kelelawar di gua Senin (24/9/2018). Tidak diduga saat itu ditemukan air dengan debit yang besar dan airnya jernih.

Mengetahui hal tersebut warga nekat mengambil air tersebut, untuk memenuhi kebutuhan air kendati medan yang dihadapi terbilang sulit. Waktu yang dibutuhkan sekitar 30 menit dari mulut gua sampai ke lokasi.

Daerahnya terbilang hingga saat ini memang masih kesulitan air bersih saat kemarau. Warga harus membeli air bersih dengan harga Rp50.000 per 30 jeriken berkapasitas 10 liter, atau dengan tangki seharga Rp150.000 per tangki.

"Kami harap dengan ditemukan sumber air tersebut dapat meringankan beban warga. Dengan bantuan pemerintah kami harap dapat membantu mengangkat air agar lebih mudah diakses oleh warga sekitar, tidak memerlukan waktu yang lama," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Dipimpin Nana Sudjana, Ini Sederet Penghargaan Yang Diterima Pemprov Jateng

News
| Kamis, 25 April 2024, 17:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement