Advertisement
Memaknai Tradisi Jamasan Tombak Kyai Wijoyo Mukti di Balaikota Jogja sebagai Upaya Meningkatkan Kinerja
Kirab sebelum prosesi Jamasan Pusaka Tombak Kyai Wijoyo Mukti sebagai bagian dari perayaan HUT Pemkot Jogja ke 262, Kamis (4/10/2018). - Harian Jogja/Abdul Hamid Razak
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA- Pemkot menggelar prosesi Jamasan Pusaka Tombak Kyai Wijoyo Mukti sebagai bagian dari perayaan HUT Pemkot Jogja ke 262, Kamis (4/10/2018).
Prosesi siraman dalem pusaka tombak Kyai Wijoyo Mukti dipimpin langsung oleh Wakil Walikota Jogja Heroe Poerwadi. Diawali dengan kirab budaya yang diikuti sejumlah abdi dalem dan 18 kelurahan budaya serta 2 rintisan kelurahan budaya.
Advertisement
"[Prosesi jamasan] Ini seperti barang-barang yang kita miliki. Barang itu dirawat, dimandikan, dibersihkan supaya tahan lama," kata Heroe di sela kegiatan.
Sebelum diarak menuju lapangan Balaikota, pusaka yang selama ini disimpan di ruang Walikota Jogja itu dikeluarkan untuk dijamas. Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang digelar di halaman Air Mancur Balaikota, ritual jamasan tahun ini digelar di lapangan Balaikota.
BACA JUGA
Alunan gamelan selama prosesi jamasan semakin memperkuat suasana dan menambah khidmat. Uba rampe dan tahapan jamasan tidak mengalami perbedaan karena menjadi pakem dan mengikuti prosesi di Kraton Ngayogyakarta. Bahan-bahan yang digunakan seperti air kembang, jeruk nipis, arsenikum, minyak hingga kawul dan mandung.
Menurut Heroe, Tombak Pusaka Kyai Wijoyo Mukti tersebut merupakan pemberian dari Kraton Ngayogyakarta Sri Sultan HB X pada tahun 2000 lalu. Sesuai dengan pamornya, tombak tersebut memiliki pesan atau simbol agar pemimpin bisa bekerja dengan baik untuk membawa masyarakat semakin sejahtera.
Tombak pusaka tersebut dibersihkan setiap tahun, sebagai lambang dan harapan Gubernur DIY sekaligus Raja Ngayogyakarta agar jajaran Pemkot bisa bekerja lebih baik lagi dibandingkan sebelumnya.
"Ini pesan raja memberikan dalam bentuk pusaka. Pesan ini harus terus diingat, bagaimana menyegarkan kembali semangat aparat untuk membawa Jogja lebih baik lagi," katanya.
Saat menjamas tombak pusaka, Heroe tampak piawai membersihkan tombak. Meski baru pertama mengikuti prosesi tersebut, Heroe mengaku sudah terbiasa mencuci barang (pusaka). "Ya dihayati, seperti menyuci mobil, menghayati satu persatu," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
KA Panoramic Kian Diminati, Jalur Selatan Jadi Primadona
Advertisement
Berita Populer
- Lagu Banda Lah Kariang Warnai Kunjungan DPRD Padang Pariaman di Sleman
- Tarif dan Jadwal Bus Sinar Jaya ke Pantai Baron dan Parangtritis
- Pemkab Sleman Wisuda 474 Lansia, Tegaskan Pendidikan Sepanjang Hayat
- Kemacetan Iringi Uji Coba Malioboro Full Pedestrian, Sekda: Itu Wajar
- Top Ten News Harianjogja.com, Rabu 3 Desember 2025
Advertisement
Advertisement




