Advertisement

Agar Generasi Muda Mau Bertani, BPTP Optimalkan Alsintan

Uli Febriarni
Selasa, 09 Oktober 2018 - 21:15 WIB
Yudhi Kusdiyanto
Agar Generasi Muda Mau Bertani, BPTP Optimalkan Alsintan Seorang pemuda mencoba menggunakan alsintan saat kursus sistem pertanian bertajuk Membangkitkan Semangat Bertani Generasi Muda Melalui Optimalisasi Alsintan di Bulak Kedondong, Desa Banjararum, Kecamatan Kalibawang, Selasa (9/10 - 2018).Harian Jogja/Uli Febriarni

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Yogyakarta memberikan bantuan alat sistem pertanian modern dan memberikan kursus kepada petani muda di Bulak Kedondong, Desa Banjararum, Kecamatan Kalibawang, Selasa (9/10/2018).

Kepala BPTP Yogyakarta, Joko Pramono, mengungkapkan peran generasi muda khususnya petani muda dalam pembangunan pertanian sangatlah penting. Generasi muda mempunyai potensi sumber daya manusia yang strategis, memiliki ide-ide dan pikiran baru untuk menciptakan sesuatu yang berbeda di bidang pertanian. Generasi muda harus didorong agar berperan aktif, kreatif, inovatif dan tertarik dengan bidang pertanian, sehingga dapat sebagai motor penggerak bidang pertanian di DIY.

Advertisement

Ia menambahkan, semakin hari lahan pertanian di Indonesia semakin berkurang, sehingga diperlukan optimalisasi lahan yang ada untuk percepatan tanam. Agar sumber daya betul-betul dimanfaatkan. Salah satu cara, yang bisa dilakukan dalam percepatan tanam, adalah mekanisasi pertanian atau mengoptimalisasikan penggunaan alat mesin pertanian. Terlebih lagi banyak petani yang sudah berusia 50 tahun ke atas.

"Bantuan alat mesin pertanian ini untuk menarik pemuda agar tertarik ke dunia pertanian, jadi tidak terkesan kotor. BPTP Yogyakarta siap melakukan pendampingan kepada petani muda di DIY. Kami berharap petani muda di Desa Banjararum menjadi agen perubahan bagi kelompok tani lainnya," ujar Joko dalam kursus sistem pertanian bertajuk Membangkitkan Semangat Bertani Generasi Muda Melalui Optimalisasi Alsintan, Selasa.

Peneliti BPTP Yogyakarta, Arlyna Pustika, mengungkapkan pelatihan, pendampingan, serta magang dilakukan agar petani muda calon wirausaha mampu menciptakan dan merintis usaha yang menguntungkan. Upaya-upaya tersebut juga harapannya bisa menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan, meningkatkan pengetahuan, wawasan dan keterampilan kewirausahaan generasi muda, meningkatkan nilai tambah dan pendapatan petani.

Dalam kegiatan tersebut Unit Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) Sasono Catur, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, mempraktikkan metode menanam padi dengan teknologi Jarwo Super. Teknologi ini meliputi penanaman varietas unggul baru berproduktivitas tinggi menggunakan mesin tanam jarwo transplanter, perlindungan benih menggunakan pupuk hayati, pengomposan jerami saat olah tanah, pemanfaatan musuh alami, penanaman refugia, dan penggunaan pestisida secara tepat, dan panen menggunakan combine harvester untuk mengurangi kehilangan hasil saat panen.

Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan) DIY, Gunawan Yulianto, mengatakan jajarannya menargetkan penggunanaan teknologi Jarwo Super di DIY di lahan seluas 35.000 hektare, salah satunya di Kulonprogo. Tujuannya untuk mencapai swasembada padi. Namun untuk mencapai target diperlukan berbagai inovasi dan teknologi, khususnya alsintan untuk mempercepat pengolahan lahan.

Ia mengatakan petani masih menggunakan alat pertanian tradisional dan sistem tradisional. Sehingga perlu adanya modernisasi alat pertanian. Pusdiktan memberikan bantuan ribuan alsintan kepada kelompok tani di DIY. Di Kulonprogo, bantuan yang diberikan sebanyak 1.500 alsintan berbagai jenis. "Penggunaan mesin alsintan ini untuk mempermudah kerja petani," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kuta Selatan Bali Diguncang Gempa Berkekuatan Magnitudo 5,0

News
| Jum'at, 26 April 2024, 21:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement