Advertisement
Duh, Baru 30% Petani di Sleman yang Menerima Kartu Tani
ILustrasi pembagian kartu tani - JIBI
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Hingga mendekati akhir tahun, kartu tani masih juga belum bisa digunakan oleh petani untuk mendapatkan subsidi pupuk dari pemerintah. Setahun lebih sejak kartu tani dibagikan di Sleman, baru 30% petani yang menerima kartu tani.
Kepala Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Sleman Heru Saptono mengatakan sampai Oktober ini, pemberian kartu tani baru sampai 30% dari total petani yang ditargetkan mendapat kartu tani. Sebelumnya, kartu tani pertama kali diluncurkan di Sleman dan dibagikan untuk tahap pertama pada September 2017. "Kartu tani progresnya saat ini belum jalan tidak hanya Sleman tapi di kabupaten lainnya sama. Itu dari perbankan," kata Heru pada Jumat (26/10).
Advertisement
Menurut dia ada sekitar 64.000 petani yang sudah terdata dalam sistem dan sudah diberikan kartu tani. Sementara, pada tahap pertama di tahun lalu, pembagian kartu tani mencapai 55.406. "Tapi baru ada nama dan NIK (Nomor Induk Kependudukan), belum sampai lahan berapa, kebutuhan subsidi pupuk berapa," ujar Heru.
Kartu tani tersebut belum bisa digunakan untuk penyaluran subsidi pupuk dan bantuan lain lagi dari pemerintah. Heru mengatakan, saat ini pihak perbankan baru sebatas mendorong petani yang mendapat kartu tani untuk digunakan sebagai alat transaksi dan menyimpan uang.
BACA JUGA
Menurut Heru, kartu tani selain berguna untuk memasifkan transaksi nontunai yang dicanang pemerintah, juga ditujukan agar distribusi pupuk sesuai dengan kebutuhan petani.
Petani yang mendapat kartu tani di Dusun Kalirase, Desa Trimulyo, Sleman Parjana mengatakan pihaknya masih belum bisa menggunakan kartu tani, baik untuk transaksi maupun untuk mendapatkan bantuan subsidi pertanian dari pemerintah. "Bantuan pupuk masih biasanya, namun tidak menggunakan kartu tani," ujarnya pada Minggu (28/10).
Dia mengeluhkan terkait dengan teknis pengambilan pupuk bersubsidi dengan kartu tani yang dirasa menyulitkan petani. “Kalau melihat dari sosialisasi, nanti petani harus menggesek kartu tani sendiri di pengecer untuk dapat pupuk, kita kan biasanya beli pupuk secara berkelompok, tidak semua petani punya transportasi sendiri,” ujar Parjana.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
KA Purwojaya Anjlok di Bekasi, Penumpang Dialihkan Naik Bus
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- DPRD DIY Soroti Minimnya Dana Riset dan Penilaian Kota Layak Anak
- Jadwal Bus dari Jogja ke Pantai Parangtritis dan Pantai Baron Hari Ini
- Rusunawa Karangrejek Gunungkidul Baru Terisi 50 Persen, Ini Sebabnya
- Jadwal Layanan SIM di JCM dan Ramai Mall Jogja
- Petani Gunungkidul Diminta Optimalkan Penyerapan Pupuk Bersubsidi
Advertisement
Advertisement



