Advertisement

Kecamatan di Gunungkidul Belum Serahkan Data Terbaru Kekeringan

David Kurniawan
Senin, 29 Oktober 2018 - 05:17 WIB
Kusnul Isti Qomah
Kecamatan di Gunungkidul Belum Serahkan Data Terbaru Kekeringan Ilustrasi. - Reuters/Mike Hutchings

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL-BPBD Gunungkidul masih menunggu laporan terkini data kekeringan terbaru dari kecamatan. Data ini rencananya dijadikan acuan untuk penetapan status tanggap darurat kekeringan.

Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul Edy Basuki mengatakan, hingga saat ini dari 15 kecamatan yang terdampak kekeringan, belum ada satu pun yang memberikan laporan terkait data terbaru warga terdampak. Menurut dia, sejak dua minggu lalu, BPBD telah memberikan imbauan agar kecamatan melakukan pendataan ulang.

Advertisement

“Sampai sekarang [kemarin] belum ada yang laporan,” kata Edy kepada wartawan, Minggu (28/10/2018).

Menurut dia, upadate data ini sangat butuhkan karena dijadikan acuan untuk penetapan tanggap darurat. Oleh karenanya, BPBD akan menunggu laporan tersebut hingga akhir bulan ini.

“Kita masih tunggu, tapi kalau hingga batas waktu yang ditentukan tidak menyerahkan, maka status tidak akan ada tanggap darurat kekeringan,” ungkap mantan Sekretaris Dinas Pendapatan Pengelolaan Keungan dan Aset Daerah ini.

Terkait dengan data kekeringan terbaru di kecamatan, Edy mengaku sudah melakukan pengecekan ke Kecamatan Girisubo, wilayah yang mengalami kekeringan terparah. Namun dikarenakan hujan yang mulai turun, maka proses pendataan belum dilakukan. “Jumat [26/10/2018] pas datang ke sana terjadi hujan deras sehingga dijadikan dasar belum menyerahkan data lagi,” katanya.

Disinggung mengenai kebutuhan droping air, Edy mengakui meski anggaran sudah menipis, namun proses penyaluran air bersih terus jalan terus. Setiap harinya ada 24 tangki air yang diberikan ke warga yang mengalami krisis air. “Kami juga bersyukur adanya tambahan bantuan 100 tangki dari PLN, jadi menambah stok bantuan yang disalurkan ke masyarakat,” tuturnya.

Lebih jauh dikatakan Edy, kekeringan di tahun ini termasuk parah karena dari 15 kecamatan, hanya tiga kecamatan yang benar-benar bebas krisis. Ketiga wilayah ini meliputi Kecamatan Wonosari, Karangmojo dan Playen. “Memang ada wilayah di kecamatan yang area terdampak kecil seperti di Ponjong yang hanya beberapa titik, tapi warga tetap membutuhkan air sehingga bantuan tetap diberikan,” katanya.

Kepala Seksi Kesejahteraan Sosial, Kecamatan Girisubo, Arif Yahya mengakui pihaknya belum menyerahkan data terbaru terkait warga terdampak kekeringan. Salah satu pertimbangan belum menyerahkan karena hujan sudah mulai mengguyur wilayah Girisubo, meski dalam intensitas ringan. “Harapannya hujan terus turun sehingga kebutuhan warga bisa tercukupi,” katanya.

Adapun pertimbangan lain, hingga saat ini bantuan air bersih ke Girisubo banyak yang datang. “Kami bersyukur meski dana di kecamatan sudah habis, tapi bantuan dari pihak ketiga terus mengalir,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Ditanya soal Kemungkinan Maju di Pilkada, Kaesang Memilih Ini

News
| Jum'at, 26 April 2024, 19:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement