Advertisement
Musim Hujan, Warga Perbukitan Menoreh Kulonprogo Dihantui Longsor
Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO- Hujan yang mengguyur Kulonprogo sejak Senin (26/11/2018) siang hingga sore kemarin menyebabkan sejumlah kejadian tanah longsor. Tercatat dua peristiwa tanah longsor terjadi di wilayah Kecamatan Samigaluh. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
Adapun dua wilayah di Kecamatan Samigaluh yang terjadi tanah longsor tersebut berada di Dusun Menggermalang, Desa Gerbosari. Tebing setinggi 15 meter dan panjang 12 meter longsor sekitar pukul 18.00. Akibat dari longsoran tanah ini sebuah kandang satu kandang ternak dan sebagian pondasi rumah milik warga bernama Sis Sudarto turut ambrol.
Advertisement
Lokasi kedua di Dusun Ngemplak, Desa Pagerharjo. Tebing bahu jalan desa setempat rubuh. Beruntun tak mengancam pemukiman warga. Hingga berita ini ditulis belum diperoleh informasi lebih lanjut karena tim BPBD masih melakukan penanganan di lapangan.
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kulonprogo, Suhardiyana mengatakan dua peristiwa tanah longsor ini menambah daftar peristiwa serupa yang kerap terjadi di kawasan perbukitan Menoreh.
Dia mengungkapkan sebelumnya sudah ada lima titik kejadian bencana tanah longsor setelah hujan mulai mengguyur wilayah tersebut. "Mayoritas terjadi di kawasan perbukitan Menoreh yang memang masuk dalam peta kerawanan bencana tanah longsor," ujarnya, Selasa (27/11/2018).
Kelima titik tersebut yakni amnrolnya talut di Kalibiru, Kokap; talud SDN 2 Samigaluh dan Puskesmas Samigaluh 2. Talud jalan di Pendoworejo dan tanah longsor menutup jalan kabupaten di Gedong, Desa Purwosari, Kecamatan Girimulyo juga pernah terjadi.
Atas rentetan kejadian ini, warga diminta segera melapor jika dijumpai tanda-tanda potensi tanah longsor seperti muncul retakan tanah, munculnya mata air baru, dan genangan air.
Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kulonprogo, Hepy Eko Nugroho mengatak musim hujan yang melanda Kulonprogo memang meningkatkan kerawanan bencana tanah longsor.
Dikatakan Hepy, sebanyak 21 desa di Bumi Binangun menjadi kawasan rawan tanah ambrol tersebut. Ke 21 desa ini lanjutnya berada di empat kecamatan, yakni kecamatan Kokap, Samigaluh, Girimulyo, Kalibawang dan Pengasih.
Adapun sebagai upaya antisipasi BPBD sudah memasang EWS longsor. Hanya saja dia tidak meyakini alat tersebut berfungsi dengan baik. "Perlu diketahui bahwa dari 87 EWS longsor, yang berfungsi sekitar 60, maka dari itu kami lebih memperhatikan penguatan SDM saja," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Kebakaran Los Angeles, Peneliti BRIN Sebut Angin Santa Ana Jadi Pemicunya
Advertisement
Asyiknya Camping di Pantai, Ini 2 Pantai yang Jadi Lokasi Favorit Camping Saat Malam Tahun Baru di Gunungkidul
Advertisement
Berita Populer
- Hore! Jembatan Pandansimo Ditarget Beroperasi Saat Mudik Lebaran 2025
- Ketahuan Bawa Pedang dan Air Softgun Saat Kecelakaan Lalulintas, 2 Pemuda di Kulonprogo Ditangkap
- Prediksi Skor, Susunan Pemain PSS Sleman vs Persebaya, Mazola: Sekarang Kami Lebih Kuat
- Kirim 37 Orang ke Batam, Disnakertrans Klaim Jumlah Pengangguran Kulonprogo Turun
- Desa Wisata Tembi di Bantul akan Menerima Kunjungan Wisatawan dalam Kelompok Kecil
Advertisement
Advertisement