Advertisement

BPBD DIY Pasang Alat Canggih Pendeteksi Longsor di Bantul

Newswire
Minggu, 09 Desember 2018 - 14:17 WIB
Kusnul Isti Qomah
BPBD DIY Pasang Alat Canggih Pendeteksi Longsor di Bantul Early Warning System - Ist/OPI

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) memasang satu paket piranti canggih pendeteksi longsor pada tiga desa di Kabupaten Bantul untuk mengantisipasi potensi longsor selama musim hujan.

"Pemasangan itu dilakukan saat ini, karena harganya juga mahal sehingga baru sebagai percontohan dulu," kata Kepala Pusat Pengendalian Operasional (Pusdalops) BPBD DIY, Danang Samsurizal di Jogja, Minggu (9/12/2018).

Advertisement

Menurutnya satu paket piranti canggih pendeteksi gerakan tanah itu terdiri atas inklinometer yang berfungsi mengukur kemiringan bidang tanah, ekstensometer untuk mendeteksi pergerakan tanah, serta Soil Moistur untuk mengukur kelembaban atau kadar air pada tanah.

Ia menyebutkan hasil analisis potensi longsor itu dapat dipantau setiap saat melalui telepon pintar atau gawai.

"Hasil pemantauan akan dikombinasikan melalui rumus robotik yang akan menyimpulkan seberapa mengancam potensi longsornya. Kami juga dapat membunyikan sirine melalui gawai dari sini [Kantor BPBD DIY]," jelasnya.

Lokasi pemasangan alat itu yakni Desa Selopamioro, Wonolelo (Kecamatan Imogiri), dan Srimanganti (Kecamatan Piyungan) Kabupaten Bantul.

Ia mengemukakan pemasangan alat itu baru percontohan. Ke depan alat itu ditargetkan dapat dipasang pada 16 kecamatan di Kabupaten Bantul, Gunung Kidul, Sleman, dan Kulon Progo di DIY yang dinilai memiliki risiko tinggi tanah longsor selama musim hujan.

Berdasarkan pemetaan BPBD, kecamatan berisiko tinggi longsor meliputi Kecamatan Dlingo, Imogiri, Pleret, serta Piyungan (Bantul), Patuk Gedang Sari, Ngawen, Nglipar, Semin, Ponjong (Gunung Kidul), Kokap, Pengasih, Girimulyo, Samigaluh, Kalibawang (Kulon Progo), serta Prambanan (Sleman).

Danang mengatakan BPBD memetakan tingkat kerawanan longsor tersebut mengacu pada zona kawasan yang berpotensi mengalami gerakan tanah di DIY yang dikeluarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada 2018.

PVMBG mendata 64 kecamatan di DIY terindentifikasi memiliki potensi gerakan tanah, mulai dari level menengah sampai tinggi.

Ia mengimbau warga mewaspadai tanda-tanda risiko tanah longsor seperti retakan tanah di lereng atau pinggiran sungai, sumber mata air baru, serta suara gemuruh.

"Apabila menemukan tanda-tanda, itu masyarakat bisa melaporkan kepada tim reaksi cepat (TRC) atau relawan setempat," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Siap-Siap! Desain Paspor Bakal Berubah Tahun Ini

News
| Jum'at, 29 Maret 2024, 19:07 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement