Advertisement
Cuitan Fadli Zon Dianggap Merusak Entitas Puisi
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Cuitan Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon di akun Twitter-nya mendapat kritikan tajam dari sejumlah penikmat sastra. Sejumlah penyair muda dan kritikus sastra mengkritik cuitan yang oleh Fadli Zon diklaim sebagai sebuah puisi tersebut. Kritikan itu mereka tulis dan kumpulkan dalam sebuah buku kumpulan esai berjudul Syahwat Politis yang Puitis: Kritik atas Puisi-Puisi Fadli Zon.
Penerbitan buku itu merupakan inisiasi dari Himpunan Aktivitas Milenial Indonesia (HAM-I). Melalui buku tersebut, para aktivis yang tergabung dalam HAM-I bermaksud untuk menyadarkan Fadli Zon, bahwa puisi bukan sekedar bualan yang tiba-tiba.
Advertisement
Sekretaris Jenderal (Sekjen) HAM-I, Muchlas Jaelani Samorano mengatakan cuitan-cuitan Fadli Zon di Twitter yang lalu diklaim sebagai puisi itu bisa merusak nuansa estetis dan pesan universal dari sastra. Menurut Muchlas, puisi yang ditulis oleh Fadli Zon tak lain sebagai kepentingan syahwat politiknya. "Meski dia memiliki latar karier kesusastraan, Fadli telah menyempitkan entitas puisi," ujar Muchlas saat ditemui di sela-sela peluncuran buku Syahwat Politis yang Puitis: Kritik atas Puisi-Puisi Fadli Zon di Basabasi Cafe, Jl. Sorowajan Baru, Tegal Tandan, Desa Banguntapan, Kecamatan Banguntapan, Sabtu (15/12/2018).
Puisi yang ditulis oleh Fadli Zon, menurut Muchlas memang tak lebih sekedar ungkapan syahwat politik untuk mendapatkan kekuasaan. Terlebih Fadli merupakan Sekjen Partai Gerindra sekaligus sebagai Badan Pemenangan Nasional (BPN) untuk pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno.
“Contohnya Fadli pernah menulis puisi berjudul Ada Genderuwo di Istana. Puisi itu jelas untuk menyerang lawan politiknya. Buku antologi kritik puisi ini akan dikirimkan langsung kepada Fadli Zon sebagai kado akhir tahun,” kata Muchlas.
Penulis buku sekaligus panelis dalam peluncuran dan bedah buku tersebut, Muhammad Azwar menjelaskan sebuah karya sastra yang seharusnya bisa jadi penjernih keruhnya atmosfir politik justru dirusak oleh Fadli Zon. "Dia mengubah puisi yang pada dasarnya lahir dari kesadaran suci seorang penyair menjadi kreativitas kebencian," kata Azwar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- Ada Pemeliharaan, Cek Jadwal Pemadaman Listrik Kulon Progo Hari Ini (27/4/2024)
- Manfaatkan Layanan Cicilan Dana Bulanan, Begini Cara Sulap Utang agar Untung
- Jateng Kini Tak Punya Bandara Internasional, Nasib 2 Airport yang Turun Kelas
- Jadwal Bioskop XXI Hari Ini (27/4/2024): Banyak Film Keren yang Tayang
Berita Pilihan
Advertisement
Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Baru Kasus Korupsi Timah, Bos Maskapai Penerbangan Terlibat
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- AHY Menegaskan Tidak Akan Ada Lagi Asal Menggusur di IKN
- Stok Darah dan Jadwal Donor Darah di Wilayah DIY Jumat 26 April 2024
- Pegagan Berpotensi Memperbaiki Daya Ingat, Guru Besar UGM: Meningkatkan Dopamin
- Pj Walikota Jogja Singgih Raharjo Maju Pilkada, Begini Respons Pemda DIY
- Cegah Mafia Tanah, Kantor Pertanahan Jogja Dorong Masyarakat Punya Sertifikat Tanah Elektronik
Advertisement
Advertisement