Advertisement
Merapi Keluarkan Lava Pijar karena Adanya Ini
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA- Meski beberapa kali mengeluarkan lava pijar dalam beberapa bulan terakhir, aktivitas Gunung Merapi dinilai wajar. Masyarakat diminta untuk tidak kawatir tinggal menunggu instruksi dari pemangku kebijakan.
Sekadar diketahui, guguran lava Gunung Merapi kembali terjadi pada Minggu (16/12/2018) sekitar pukul 19.08 WIB. Jarak luncuran lava hanya 300 meter, tidak jauh berbeda dengan guguran lava pijar yang terjadi sebelumnya. Aktivitas tersebut bahkan terpantau jelas dari Stasiun CCTV Deles.
Advertisement
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Jogja, Hanik Humaida mengatakan guguran lava pijar yang terjadi kemarin merupakan hal yang biasa. Fenomena tersebut umumnya terjadi pada fase pertumbuhan kubah lava baru.
Balai bahkan mencatat, guguran lava pijar terjadi sejak 22 Agustus lalu. Hanya saja saat itu, guguran mengarah ke dalam kawah bukan ke luar kawah.
"Jadi tidak perlu panik karena fenomena itu sudah biasa terjadi. Itu [guguran lava] terjadi sejak 22 Agustus. Kalau sebelumnya guguran ke dalam kawah saat ini mulai ke luar kawah. Jaraknya sekitar 300 meter ke arah selatan, ke arah Kali Gendol,” ujar Hanik, Senin (17/12/2018).
Menurut Hanik, volume kubah lava saat ini baru 350.000 meter kubik sementara pertumbuhan kubah lava per hari masih sangat rendah, antara 2000 hingga 3000 per hari. Berdasarkan data tersebut, Hanik menilai, pertumbuhan kubah lava masih belum signifikan.
"Pertumbuhan kubah lava masih kecil, masih jauh, belum signifikan. Kubah masih akan terus tumbuh. Kalau dari bawah ada yang tumbuh maka terjadi guguran di bagian atasnya. Ya ini fenomena tumbuhnya kubah lava seperti itu,” paparnya.
Secara umum kondisi kubah lava masih stabil. Guguran lava pada Minggu (16/12/2018) malam tidak jauh berbeda dengan guguran lava yang terjadi pada 23 Nopember 2018 lalu. Pada hari itu tercatat ada empat kali guguran lava yang jarak luncuran mencapai 300 meter ke arah hulu Sungai Gendol. Pasca terjadi luncuran sejauh 300 meter itu terjadi beberapa kali dengan jarak relatif pendek.
Berdasarkan laporan kegempaan Merapi per 16 Desember 2018 pukul 12:00 - 18:00 WIB, tercatat guguran terjadi empat kali, hembusan dua kali, low frekuensi dua kali dan hybrid fase banyak satu kali. Tidak terjadi sembilan kali kejadian dengan status Merapi pada level 2 (Waspada) di mana radius 3 km dari puncak Gunung Merapi agar dikosongkan dari aktifitas penduduk.
Adapun laporan kegempaan Merapi per tanggal 17 Desember 2018 pukul 06:00 - 12:00 WIB menunjukkan, terjadi enam kali guguran, dua kali hanya, dan dua kali low frekuensi. Pada Senin (17/12) data seistimik mencatat terjadi sekali gempa vulkanik dangkal dan sekali gempa tektonik jauh di gunung tersebut. Total BPPTKG mencatat terjadi 12 kali kejadian dan status Merapi masih dileval 2 (Waspada).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Progres TPS 3R Karangmiri Mengalami Perlambatan, Pengolahan Sampah Pemkot Jogja Bertumpu pada Nitikan
- Mengalami Era Baru Koneksi Internet dengan Izzi Life dari Life Media
- Digugat Vendor Snack Pelantikan KPPS yang Sempat Viral, Ini Tanggapan KPU Sleman
- PPP Incar Posisi Calon Wakil Wali Kota Jogja
- Calon Perseorangan Pilkada DIY 2024 Harus Mengantongi Ini
Advertisement
Advertisement