Advertisement

KENAIKAN HARGA BBM : Petani Diimbau Makin Kreatif Berinovasi

Redaksi Solopos
Kamis, 27 Juni 2013 - 04:00 WIB
Maya Herawati
KENAIKAN HARGA BBM : Petani Diimbau Makin Kreatif Berinovasi

Advertisement

http://www.harianjogja.com/baca/2013/06/27/kenaikan-harga-bbm-petani-diimbau-makin-kreatif-berinovasi-420479/petani-ilustrasi-tanam-padi-bisnis-indonesia-paulus-tandi-bone-2" rel="attachment wp-att-420480">http://images.harianjogja.com/2013/06/petani-ilustrasi-TANAM-PADI-Bisnis-Indonesia-Paulus-Tandi-Bone.jpg" alt="" width="314" height="209" />JOGJA-Ketua Dewan Penasihat Pandu Tani Indonesia Djoko Santoso mengimbau kalangan petani di Indonesia untuk menekankan kekuatan berinovasi dalam mengolah lahan atau hasil pertanian guna menghadapi kenaikan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.

"Begitu BBM naik, maka kebutuhan pokok akan naik. Untuk itu petani harus lebih kreatif dan inovatif, misalnya kita bisa memanfaatkan sukun sebagai sumber alternatif untuk pembuatan tepung sehingga kita tidak perlu mengimpor gandum dari luar negeri," katanya usai melantik pengurus Pandu Tani Indonesia (Patani) DIY, Kamis (27/6/2013).

Advertisement

Mengenai kenaikan harga BBM, menurut mantan Panglima TNI ini, hal itu merupakan tindakan wajar yang memang seharusnya dilakukan pemerintah karena apabila kebijakan tersebut tidak diambil pemerintah justru akan membahayakan perekonomian bangsa.

"Di Timor-Timur kan malah tidak ada subsidi. Indonesia itu sudah termasuk besar subsidinya. Masyarakat yang memiliki hak dan kewajiban harus militan meningkatkan pendapatan dalam menghadapinya,"katanya.

Namun demikian, menurut dia, sebagai konsekuensi atas kebijakan tersebut pemerintah juga harus mengoptimalkan pengendalian inflasi. Pengendalian yang dapat dilakukan misalanya memastikan kelancaran bantuan seperti kredit usaha rakyat (KUR) atau bantuan lainnya terhadap sektor usaha mikro kecil sebagai penyeimbang perekonomian," katanya.

Sementara itu, untuk meningkatkan kreativitas serta inovasi kalangan petani, Djoko mengatakan, Patani akan berkontribusi mengikutsertakan pakar pertanian untuk merumuskan trobosan yang dapat diambil melalui klinik kesejahteraan di daerah-daerah pertanian.

"Jadi misalnya kita akan melakukan penelitian-penelitan terkait hasil pertanian sekaligus di situ petani dapat berkonsultasi tentang pupuk, harga dan lain-lain,"katanya.

Menurut Djoko, pemerintah juga sebaiknya tidak hanya memberikan subsidi kepada kalangan petani saja sebagai program ketahanan pangan, namun juga bagi konsumen sehingga tidak akan terjadi inflasi.

"Misalnya saja harga beras. jangan sampai harga di tingkat konsumen kemudian menjadi tinggi dan akhirnya memunculkan inflasi," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement