Advertisement

Penampungan Terkontaminasi Abu Vulkanik, Warga Gunungkidul Kekurangan Air Bersih

Kusnul Isti Qomah
Kamis, 20 Februari 2014 - 13:47 WIB
Nina Atmasari
Penampungan Terkontaminasi Abu Vulkanik, Warga Gunungkidul Kekurangan Air Bersih

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Warga di Desa Ngestirejo, Tanjungsari dan Desa Purwodadi, Tepus kekurangan air bersih lantaran penampungan air hujan milik warga tercemar abu vulkanik dari erupsi Gunung Kelud.

Salah satu warga Desa Purwodari, Tepus Saido menuturkan sebagian besar warga Desa Purwodadi menggantungkan diri pada penampungan air hujan. Namun abu vulkanik yang menyelimuti Bumi Handayani turut mencemari tampungan air warga.

Advertisement

“Warna air jadi sangat keruh. Ada beberapa warga yang menguras dan membuangnya. Itu bagi warga yang mampu membeli air bersih yang harga satu tangkinya Rp70.000,” tutur dia di Desa Purwodadi, Tepus, Rabu (19/2/2014).

Namun bagi warga yang tidak mampu membeli air, terpaksa menggunakan air tampungan yang sudah keruh. Warga mengendapkan air dalam tampungan dan mengambil bagian air yang sudah jernih. Namun ketika hujan mengguyur, abu vulkanik yang sudah mengendap keruh kembali.

“Warga kadang-kadang juga mengambil air untuk disimpan di dalam rumah. Kami tidak tahu apakah air tersebut layak dikonsumsi atau tidak,” tutur dia.

Di Desa Ngestirejo, Kecamatan Tanjungsari warga terpaksa memakai air yang terkontaminasi abu vulkanik. Salah satu warga Edi Rusmanto menuturkan warga yang memilliki dana menguras air dalam tampungan air hujan dan membeli air untuk mengisinya.

Namun bagi warga lain yang tidak mampu terpaksa menggunakan air keruh tersebut.

“Setelah diendapkan, air baru digunakan tapi ada pula yang nasinya ada krenyes-krenyes pasir. Warga yang tidak mampu juga malu mau minta air bersih milik tetanggaya,” tutur dia.

Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawati mengimbau masyarakat memperhatikan tampungan air mereka. Ketika ada abu vulkanik yang masuk dan mengotori air, jangan mengonsumsi air tersebut.

“Air yang layak untuk konsumsi harus memenuhi tiga syarat yakni tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa. Ketika air tidak memenuhi satu syarat tersebut sebaiknya tidak dikonsumsi,” tutur dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Jamaika Resmi Mengakui Kedaulatan Palestina

News
| Kamis, 25 April 2024, 10:47 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement