Advertisement
Targetkan Jadi RPH Terbaik di Indonesia, RPH Giwangan Benahi Manajemen

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA - Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Giwangan Jogja terus melakukan upaya pembenahan manajemen sumber daya manusia (SDM) serta mekanisme pemotongan daging guna mendukung program swasembada daging.
"Dari pertemuan dengan Kementerian Pertanian beberapa waktu lalu, manajemen rumah pemotongan hewan di Indonesia banyak disoroti, sehingga kami pun akan berupaya untuk terus melakukan pembenahan dari sisi manajemennya," kata Kepala Bidang Pertanian pada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Pertanian (Diserindagkoptan) Kota Jogja, Benny Nurhantoro di Yogyakarta, Minggu (10/8/2014).
Advertisement
Menurut dia, pihaknya terus melakukan pendekatan dengan para jagal yang ada di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Giwangan untuk membahas mekanisme pemotongan hewan.
Benny berharap, seluruh manajemen pemotongan sapi dari sapi hidup hingga menjadi empat potongan besar atau karkas bisa dilakukan di bawah satu manajemen yang utuh, bukan seperti saat ini yang terkesan dilakukan oleh berbagai pihak.
"Kami berharap, komunikasi bisa dilakukan secara terus menerus agar tidak ada pihak yang merasa dirugikan di kemudian hari," katanya yang berharap RPH Giwangan bisa dinyatakan sebagai RPH terbaik di Indonesia.
Sementara itu, Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelayanan Kehewanan Kota Yogyakarta Alladrya mengatakan sudah ada rencana untuk pengembangan gedung di RPH Giwangan yang akan dimanfaatkan sebagai unit pengolahan daging dan ruang kantor serta penambahan peralatan.
"Saat ini, RPH Giwangan rata-rata memotong 15 hingga 17 ekor sapi. Jumlah sapi yang dipotong lebih sedikit karena harga sapi hidup masih cukup tinggi," katanya.
Seluruh jagal yang ada di RPH Giwangan pun sudah memperoleh kartu identitas.
"Berhubung jumlah sapi yang dipotong berkurang, maka jumlah jagal pun berkurang. Saat ini, ada sekitar 11 jagal yang ada di RPH," katanya.
Sedangkan fasilitas ruang pendingin yang ada di RPH Giwangan, Alladrya mengatakan belum bisa dimanfaatkan maksimal.
"Freezer tersebut digunakan untuk menyimpan daging yang sudah dipotong untuk dikirim ke Jakarta. Hanya saja, banyak jagal yang enggan memanfaatkannya karena tidak bisa menerima uang secara langsung. Pembayaran baru dilakukan saat pemesan sudah menerima daging," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

2 Jam Diperiksa Dewas KPK, Firli Pilih Bungkam di Depan Wartawan
Advertisement

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya
Advertisement
Berita Populer
- Jalur Alternatif ke Gunungkidul Dibuka saat Nataru, Tanpa Lewat Tanjakan Piyungan-Patuk
- Sempat Dianggap Hama, Bunga Amarilis Patuk Kini Jadi Primadona Wisatawan
- Tanggapi Video Ade Armando, DPRD DIY : Rendahkan dan Lukai Rakyat Jogja
- 17 Perusahaan di Kota Jogja Komitmen Penuhi Hak Anak
- Jadwal KRL Jogja Solo, 5 Desember 2023 dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
Advertisement
Advertisement