Advertisement

GULA SEMUT : Permintaan Ekspor Gula Semut Tinggi, DIY Masih Kewalahan

Kusnul Isti Qomah
Selasa, 22 Maret 2016 - 22:20 WIB
Nina Atmasari
GULA SEMUT : Permintaan Ekspor Gula Semut Tinggi, DIY Masih Kewalahan Proses pengepakan gula semut di Dusun Sekendal, Hargotirto, Kokap, Kulonprogo, beberapa waktu lalu. (JIBI/Harian Jogja - Rima Sekarani I.N.)

Advertisement

Gula semut produksi Kulonprogo masih belum mampu memenuhi permintaan ekspor

Harianjogja.com, JOGJA—Besarnya permintaan gula semut (palm sugar) dari pasar luar negeri, membuat produsen gula semut di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) cukup kerepotan. Hasil produksi belum bisa memenuhi kebutuhan pasar luar negeri.

Advertisement

Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan DIY Sutarto mengungkapkan, besar permintaan gula semut setiap bulan sekitar 150 ton. Namun, produksi di DIY khususnya di Kulonprogo baru bisa memenuhi 120 ton gula semut.

“Kita sudah ekspor ke Australia, Uni Emirat Arab, Amerika, dan Eropa,” papar dia, Senin (21/3/2016).

Ia menjelaskan, untuk mencapai produksi sebesar 120 ton gula semut, harus melalui proses yang cukup panjang. Setelah ada pembinaan-pembinaan yang diberikan, besarnya produksi berangsur-angsur bisa meningkat dari 30 ton menjadi 50 ton, 80 ton, 90 ton, dan 120 ton. Itupun belum mencukupi permintaan pasar luar negeri.

Produksi kelapa di DIY pada 2015 sebesar 58.725,92 ton dari luas tanam kelapa 42.967,49 hektare. Artinya, produktivitas kelapa di DIY sebesar 1.699 kg/ha. Hal itu menunjukkan peningkatan selama lima tahun terakhir. Luasan tanam kelapa paling besar berada di Kulonprogo sekitar 14.000 hektar.

“Tapi, bukan berarti produk segitu [58.725,92 ton] bisa menghasilkan 120 ton gula semut. Ada pasokan dari daerah lain seperti Purworejo, Purwokerto,dan Banjarnegara,” ujar dia.

Dengan diolah menjadi gula semut, maka ada nilai tambah bagi produk tersebut. Harga jualnya pun lebih tinggi dibandingkan gula aren. Jika gula aren dijual seharga Rp13.000 hingga Rp14.000 per kg maka ketika sudah menjadi gula semut maka harganya menjadi  Rp19.000 hingga Rp20.000 per kg.

“Gula semut dari DIY terkenal organik sehingga sangat diminati oleh konsumen,” papar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Rangers Pidie Aceh Meninggal Seusai Diamuk Gajah Liar, Konflik Gajah Harus Segera Diselesaikan

News
| Kamis, 07 Desember 2023, 21:57 WIB

Advertisement

alt

Cari Tempat Seru untuk Berkemah? Ini Rekomendasi Spot Camping di Gunungkidul

Wisata
| Rabu, 06 Desember 2023, 20:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement