Advertisement

Warga Modinan Minta Menara BTS Segera Dibongkar

Sunartono
Senin, 11 April 2016 - 15:55 WIB
Nina Atmasari
Warga Modinan Minta Menara BTS Segera Dibongkar Menara itu berdiri di atas lahan RT05/RW21 Modinan, Banyuraden, Gamping, Sleman. (Sunartono/JIBI - Harian Jogja)

Advertisement

Warga Modinan Banyuraden, Gamping, Sleman meminta pengelola BTS agar membongkar menara tersebut

Harianjogja.com, SLEMAN - Protes warga terhadap keberadaan menara base trasceive station (BTS) di Sleman terus terjadi. Bahkan sebuah menara BTS yang sudah berdiri selama 20 tahun diminta segera dibongkar karena alasan kekhawatiran dampak yang ditimbulkan jika terjadi cuaca ekstrem.

Advertisement

Penolakan menara setinggi 70 meter ini terjadi di Dusun Modinan, Banyuraden, Gamping, Sleman.

Menara itu berdiri di atas lahan RT05/RW21 Modinan, Banyuraden, Gamping. Menara milik salahsatu provider telekomunikasi seluler ini disebut-sebut tergolong pertama didirikan di wilayah DIY. Dengan ketinggian fantastis mencapai 70 meter dibangun kurun waktu 1995 hingga 1996.

Menara ini berdiri di tengah pemukiman warga dan nyaris tak berjarak dengan bangunan yang dihuni warga. Di sisi utara, barat dan timur pembatas menara langsung berbatasan dengan dinding rumah warga.

Sedangkan di sisi selatan berbatasan langsung dengan jalan kampung. Kondisi tata ruang dan cuaca yang terus berubah dari tahun ke tahun membuat warga berkeinginan agar menara itu segera dibongkar. Saat menara itu dibangun, kondisi rumah warga juga sudah tergolong padat.

"Sudah dibangun sejak 20 tahun lalu. Dulu [rumah] juga sudah padat, tapi mungkin kondisinya sekarang berbeda. Jadi sekarang banyak yang menolak," ungkap warga yang enggan disebut namanya, Sabtu (9/4/2016) kemarin.

Menara itu dibangun di atas lahan yang dibeli oleh salahsatu karyawan dari provider tersebut. Saat proses pembangunan pun berjalan lancar dan tidak ada yang menolak.

"Kalau sewa atau bagaimana tidak tahu. Tetapi dulu tanah itu dibeli karyawan provider itu lalu dibangunlah menara," imbuh sumber itu lagi.

Seiring dengan perjalanan waktu kini warga yang tingga sekitar tower merasakan khawatir terutama jika terjadi cuaca ekstrem seperti angin kencang dan utamanya petir. Karena jika terjadi petir, kawasan sekitar menara tersebut paling banyak merasakan dampaknya.

Kepala Dusun Modinan Suhartono mengakui adanya penolakan dari warga terkait keberadaan tower tersebut. Penolakan untuk memperpanjang izin tower itu sendiri terjadi sudah beberapa tahun terakhir.

Warga yang di sekitar merasakan dampaknya ketika terjadi petir, hujan deras dan angin kencang. Hal itu menjadi kekhawatiran warga sekitar sehingga melakukan protes.

Ia menegaskan protes warga dilakukan secara bijak tidak melakukan demonstrasi. Tetapi menggelar musyawarah dan memutuskan meminta menara itu untuk dipindah.

"Kalau saya lihat izinnya kayaknya ada tetapi detailnya saya kurang tahu karena bukan wewenang kami, seiring waktu berjalan, saat ini warga menghendaki tidak memperpanjang menara tersebut," terang dia saat ditemui di rumahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kirim Kapal Bantu Rumah Sakit ke Gaza, Prabowo Dekati Menhan Mesir

News
| Jum'at, 01 Desember 2023, 22:17 WIB

Advertisement

alt

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya

Wisata
| Jum'at, 01 Desember 2023, 19:12 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement