Advertisement
KESENIAN TRADISIONAL : Jathilan Modern dan Kreatif Lebih Digemari

Advertisement
Kesenian tradisional yang sudah dipadukan dengan modernitas lebih digemari
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN- Sebanyak 17 grup kesenian jathilan dari 17 kecamatan di Sleman tampil dalam kegiatan Festival Jathilan Sleman 2016. Jathilan modern dan kontemporer lebih digemari masyarakat dibandingkan yang tradisional.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sleman Ayu Laksmidewi menjelaskan, festival tersebut merupakan salah satu upaya untuk melestarikan dan mengembangkan seni tradisional masyarakat. Pentas kesenian jathilan tersebut dikemas sedemikian rupa oleh masing-masing koreografer, mewakili masing-masing kecamatan.
"Meski dikemas sesuai kreatifitas tiap-tiap kelompok. Kreatifitas masing-masing kelompok itulah yang digemari masyarakat. Meski begitu, penampilannya tetap dalam bingkai kearifan lokal dan pakem kesenian itu," katanya di sela-sela kegiatan di Lapangan Parkir Utara Lapangan Denggung Beran Tridadi Sleman, Kamis (14/7/2016).
Ajang yang berlangsung hingga Jumat (15/7/2016) tersebut, memperebutkan tropi kejuaraan dan uang pembinaan senilai Rp25 juta. Pihaknya ingin terus membangkitkan grup-grup jathilan di Sleman dalam iklim kompetisi positif dan memberikan ruang gerak dalam berekspresi bagi para seniman jathilan.
"Masyarakat juga mendapatkan hiburan dengan festival ini. Kegiatan ini menjadi wahana apresiasi bagi para pelaku dan pecinta seni, bahkan wisatawan baik domestik maupun mancanegara," ujarnya.
Pada Kamis (14/7/2016) sebanyak sembilan grup jathilan ditampilkan, meliputi Kudho Nalendra dari Kecamatan Moyudan, Sekar Jati (Ngalik), Kudho Muda Satriya (Ngemplak), Kudho Prasetya (Gamping), Suwito Raharjo (Sleman), Turonggo Cahyo Mudo (Seyegan), Mustiko Prasetyo (Depok), Turangga Manis (Pakem), dan Turonggo Mudho Satya (Prambanan).
Sedangkan pada Jumat (15/7/2016) akan tampil delapan grup jathilan, yaitu Turonggo Mudo Budoya (Godean), Kudho Wiromo (Berbah), Ria Panji Kawedar (Tempel), Bekso Satriyo Mudo (Mlati), Puspito Bawono (Minggir), Kudho Manunggal (Turi), Kudho Bramuda (Kalasan), dan Turonggo Wahyu Budoyo (Cangkringan).
Bersambung halaman 2
Lebih Digemari
Kepala Bidang Kesenian Disbudpar Sleman Edy Winarya mengakui, di Sleman terdapat sekitar 350 kelompok seni jathilan. Dari jumlah tersebut, sebagian masih menampilkan seni jathilan tradisional yang sesuai pakem.
Sebagian besar, melakukan pengembangan dengan kreatifitas namun tidak melanggar pakem seni jathilan yang ada. "Dibandingkan yang tradisional, penampilan jathilan modern dan semi kontemporer lebih disukai pasar," ujarnya.
Dalam festival tersebut, pihaknya tidak membatasi kreasi dan kreatifitas yang dilakukan oleh masing-masing kelompok. Meski begitu, tiap-tiap kelompok diharapkan tetap menampilkan kesenian yang bertumpu pada roh tradisinya.
"Musik tidak boleh menambah efek di luar tradisi. Seperti menggunakan keyboard atau drum. Para peserta tetap diwajibkan mengenakan kostum dan properti seperti pedang, tameng. Tergantung koreografer," ujarnya.
Dia menjelaskan, banyak perbedaan kelompok seni jathilan yang tradisional dengan yang modern. Dari sisi musik, suara ketukan musik kelompok jathilan tradisional monoton. Begitu juga dengan gerakan tarinya.
Hal itu berbeda dengan tempo gerakan dan tempo musik yang ditampilkan oleh kelompok seni jathilan modern. "Ada kreasi yang diberikan sehingga tidak monoton. Perkembangan bentuk seni ini yang lebih laku dan disukai masyarakat," jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Warga Sesalkan Aksi Ricuh di Gedung DPR RI Karena Ganggu Aktivitas
Advertisement

Kebun Bunga Lor JEC Jadi Destinasi Wisata Baru di Banguntapan Bantul
Advertisement
Berita Populer
- Cek Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, Kamis 28 Agustus 2025
- Jadwal SIM Keliling di Bantul Hari ini, Kamis 28 Agustus 2025
- Prakiraan Cuaca di Jogja Hari Ini, Kamis 28 Agustus 2025
- Jadwal SIM Keliling di Gunungkidul Hari Ini, Kamis 28 Agustus 2025
- Petani Desa Diharapkan Jadi Garda Depan Pertanian Masa Depan
Advertisement
Advertisement