Advertisement
DANA KOMPENSASI BBM : Anggaran 2014 Masih Ngendon di Kantor Pos

Advertisement
Dana Kompensasi BBM 2014 yang belum termanfaatkan capai Rp1 miliar.
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Dana kompensasi kenaikan Bahan Bakar Minyak di 2014 yang disalurkan melalui Program Simpanan Keluarga Sejahtera (PSKS) masih ada yang belum diambil keluarga penerima manfaat. Dana tersebut saat ini masih tersimpan di kantor pos dengan jumlah nominal mencapai Rp1.064.600.000.
Advertisement
(Baca Juga : http://www.solopos.com/2015/04/13/dana-kompensasi-bbm-warga-enggan-tabung-dana-psks-594251">DANA KOMPENSASI BBM : Warga Enggan Tabung Dana PSKS)
Manajer Pelayanan Kantor Pos Wonosari Fauzan Dahlan mengakui dari 80.121 penerima manfaat, baru 78.691 keluarga yang mengambil uang kompensasi PSKS. Sementara itu, 1.430 penerima yang lain belum mengambil uang tersebut. “Kalau total yang diberikan pemerintah mencapai Rp80 miliar, namun sampai sekarang [kemarin] yang belum terambil masih Rp1.064.600.000,” kata Fauzan kepada Harianjogja.com, Rabu (19/10/2016).
Menurut dia, meski belum ada yang mencairkan, hal tersebut bukan menjadi masalah. Uang yang belum diambil masih tersimpan di kantor pos, sehingga kapan saja warga membutuhkan maka akan dilanyani oleh petugas yang ada.
“Nama programnya kan simpanan, jadi uang itu bisa diambil sewaktu-waktu dan tidak harus saat program itu diluncurkan,” ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Menteri PU Targetkan 66 Sekolah Rakyat Dapat Diresmikan Prabowo Juli 2025
Advertisement

Jembatan Kaca Seruni Point Perkuat Daya Tarik Wisata di Kawasan Bromo
Advertisement
Berita Populer
- Petugas BPBD Bantul Evakuasi Pekerja yang Tersengat Listrik di Banguntapan
- Belasan Peserta Seleksi PPPK Tahap II di Sleman Gugur Tanpa Lalui Seleksi Kompetensi
- Pria Paruh Baya Tersengat Listrik Saat Tengah Bekerja di Banguntapan Bantul
- Pembangunan Jalan Alternatif Sleman-Gunungkidul Segmen B Segera Dimulai, Pagu Rp73 Miliar
- Luncurkan SPPG di Tridadi Sleman, Menko Muhaimin Ungkap Efek Berantai Bagi Masyarakat
Advertisement