Advertisement
EKONOMI KREATIF : Batik Tulis & Pewarna Alam "Tancep" Tembus Pasar Timur Tengah

Advertisement
Ekonomi kreatif kali ini berupa kerajinan batik dari Desa Tancep
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Desa Tancep, Kecamatan Ngawen memiliki banyak potensi yang terus dikembangkan, mulai dari batik, olahan makanan hingga kerajinan dari anyaman bambu. Namun dari potensi itu, batik menjadi primadona, sebab hasil kerajinan tangan ini sudah menyasar pangsa pasar di Timur Tengah.
Advertisement
Salah seorang pengrajin batik di Desa Tancep, Daru Sayang Diputra mengatakan, di desanya memiliki perajin batik yang mencapai puluhan orang yang terbagi dalam kelompok usaha bersama. Dari usaha ini, sambung dia, masyarakat dapat meningkatkan pendapatan dan tidak hanya bergantung pada sektor pertanian.
Daru mengungkapkan, batik yang dikembangkan di Tancep merupakan batik tulis dengan bahan pewarna dari alam.
“Pangsa pasar kami tidak hanya di lingkup lokal, tapi sudah merambah pasar di luar negeri,” katanya kepada Harianjogja.com, Rabu (17/5/2017).
Menurut dia, sejak beberapa tahun lalu, kreasi batik asal Tancep sudah dipasarkan ke luar negeri seperti Eropa dan kawasan Timur Tengah. Namun dari sejumlah Negara itu, kawasan Timur Tengah menjadi primadona. Pasalnya perajin mampu mengekspor batik sampai tiga kali pengiriman dalam satu tahun. “Kami tidak kirim sendiri, tapi lewat distributor di Kota Jogja,” ujar Kepala Dusun Sumberan ini.
Daru mengungkapkan, meski telah merambah pasar mancanegara, namun pemasaran yang dilakukan masih dalam volume yang kecil. Hal ini terjadi karena proses pembuatan batik tulis yang membutuhkan waktu lama. Ia menerangkan, untuk satu kain batik prosesnya membutuhkan waktu sekitar dua bulan. “Ini yang menjadi kendala untuk pengiriman dalam jumlah besar. Meski peminat banyak, namun jumlah perajin dan waktu pengerjaan lama membuat kain yang dihasilkan masih sangat terbatas,” katanya.
Sementara itu, Kepala Seksi Pemerintahan, Desa Tancep Sugiharto mengatakan, batik tancep merupakan potensi unggulan yang dimiliki desanya. Untuk itu, pihak desa memiliki konsen penuh dalam rangka pengembangan sentra usaha tersebut. “Akan terus kami dukung karena lewat sektor ini penghasilan warga dapat meningkat,” katanya.
Dia pun menegaskan, meski memiliki konsen terhadap pengembangan batik, pihak desa tidak meninggalkan sektor lainnya. “Semua sektor akan kami kembangkan karena ini untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Nelayan Kulonprogo Jarang Melaut karena Angin dan Ombak Tinggi
- Kuota Sampah Kota Jogja di TPA Piyungan Tersisa 2.400 Ton
- Sampah dari Jogja Dibuang ke TPST Piyungan, Sultan: Sampai Akhir 2025
- Pemkot Jogja Tingkatkan Kesehatan Masyarakat melalui Perbaikan RTLH
- Catat Rangkaian Kegiatan Menarik Selama HUT ke-74 Pemkab Kulonprogo
Advertisement
Advertisement