Advertisement

13 SMP Negeri di Kulonprogo Tidak Mampu Penuhi Daya Tampung Siswa

Khairul Ma'arif
Selasa, 01 Juli 2025 - 17:57 WIB
Jumali
13 SMP Negeri di Kulonprogo Tidak Mampu Penuhi Daya Tampung Siswa Ilustrasi siswa baru / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Seleksi penerimaan murid baru (SPMB) 2025 di Kulonprogo sudah selesai terlaksana.

Namun, meninggalkan sejumlah persoalan lain utamanya terhadap SMP-SMP negeri yang jumlah siswanya tidak memenuhi ambang batas rombongan belajar (rombel) yang ditentukan. Bahkan, ada SMP yang jumlah siswa diterimanya tidak sampai penuh 32 orang untuk satu rombelnya.

Advertisement

BACA JUGA: Ini Daya Tampung SMP di Kulonprogo

Data Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Kulonprogo terdapat 13 SMPN yang jumlah siswanya di bawah daya tampung. Terdiri dari SMPN 4 Pengasih, SMPN 1, 2, dan 3 Kokap, SMPN 1, 2, 3, dan 4 Girimulyo, SMPN 2 Kalibawang, SMPN 1, 2, 3, dan 4 Samigaluh.

"Benar daftar sekolah tersebut keterisian siswanya di bawah daya tampung," ujar Kepala Bidang Kelembagaan, Kurikulum, dan Peserta Didik PAUD, SD, dan SMP Dikpora Kulonprogo, Taryono, Selasa (1/7/2025).

Menurutnya, daftar SMPN yang minim siswa itu mayoritas hanya mendapatkan puluhan murid saja. Hanya di SMPN 1 Kokap yang menerima 116 siswa itu pun tidak mencapai daya tampung yang ditentukan yakni 160 orang atau lima rombel.

SMPN 4 Girimulyo menjadi yang paling sedikit siswa yang diterima hanya 13 orang dari daya tampung 64 dengan dua rombel. Taryono mengungkapkan, SPMB 2025 di SMPN 4 Girimulyo hanya menerima dari jalur domisili saja.

"Untuk domisili radius menerima delapan siswa sedangkan wilayah lima siswa," sambungnya.

Menurutnya, mayoritas SMPN yang minim siswa ini menerima melalui jalur domisil baik radius ataupun wilayah.

Kendati begitu, masih ada saja SMPN yang menerima siswanya tidak lebih dari 10 orang dari jalur domisili. Di antaranya seperti di SMPN 2 Kalibawang hanya menerima sembilan siswa dari jalur domisili radius. Nasib tidak jauh berbeda dialami SMPN 2 Samigaluh hanya tujuh siswa dari domisili radius.

"Ada juga SMPN 3 Samigaluh hanya tiga siswa dan SMPN 4 Samigaluh hanya dua siswa yang diterima dari jalur domisili radius," ungkap Taryono.

Dia mengungkapkan, kondisi ini memang sudah terjadi sejak beberapa tahun terakhir di SPMB tingkat SMP Kulonprogo. Menurutnya, faktor penyebab utamanya karena ada tren penurunan jumlah siswa TK dan SD di Kulonprogo. Dampaknya, jumlah siswa di SMP mengalami kekurangan.

Kendati begitu, proses tahapan SPMB tetap dilanjutkan tidak ada perpanjangan pendaftaran untuk mengisi daya tampung yang masih lowong. "Pembelajaran sesuai hasil SPMB online, karena waktu SPMB online sudah ditutup 25 Juni 2025 lalu. Tidak ada perpanjangan," tegasnya.

Tidak terisinya daya tampung SMPN di Kulonprogo tidak hanya berlaku bagi sekolah di perbukitan menoreh atau pinggir perbatasan. Pasalnya, SMPN 4 Pengasih pun yang notabene tidak terlampau jauh dari pusat kota Wates tidak mampu memenuhi daya tampung siswanya.

Pada SPMB 2025 ini, SMPN 4 Pengasih hanya menerima 22 siswa saja dari daya tampung 64 dengan dua rombel. Dari jalur domisili radius, SMPN 4 Pengasih hanya menerima 10 siswa sedangkan domisili wilayah sembilan siswa tiga sisanya dari jalur prestasi.

"Yang diterima di SMPN 4 Pengasih hanya 22 siswa dari berbagai jalur tidak penuh satu rombel. Memang selalu minim siswa sejak didirikan tahun 2000 lalu. Kami pernah mencapai 51 siswa di SPMB tiga tahun lalu," ucap Kepala SMPN 4 Pengasih, Ilyasin.

Dia memastikan, tetap akan melanjutkan kegiatan belajar mengajar meskipun hanya menerima 22 siswa saja tidak penuh satu rombel. Menurut Ilyasin, SMPN 4 Pengasih memang disetting sebagai sekolah kecil untuk menampung yang kesulitan masuk SMPN bisa ke SMPN 4 Pengasih.

Dia menyatakan, tak ada perpanjangan pendaftaran siswa di SMPN 4 Pengasih, selain itu, minim keluhan dari orang tua atau wali pendaftar.

"Pendaftarnya di SPMB hari pertama ya sepi tidak ramai, hari terakhir biasanya yang ramai karena cabut berkas tidak diterima di SMPN pilihan pertama," tuturnya.

Ilyasin mengatakan, banyak siswa mendaftar di hari ketiga SPMB 2025 merupakan siswa yang terpental dari SMPN di Pengasih dan Wates. Pasalnya, tiga SMPN lainnya di Pengasih sudah penuh kuotanya dan SMPN di Wates pun demikian.

Dia menyampaikan, SMPN 4 Pengasih berada di Kalurahan Sidomulyo bersama dengan SMPN 3 Pengasih. Faktor tersebut yang mengakibatkan, minimnya siswa di SMPN 4 Pengasih lantaran lebih memilih SMPN 3.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Serapan Anggaran Makan Bergizi Gratis Hanya 7 Persen, Ini Alasan Badan Gizi Nasional

News
| Selasa, 01 Juli 2025, 22:37 WIB

Advertisement

alt

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah

Wisata
| Senin, 30 Juni 2025, 06:57 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement