Bisnis Berkonsep Saemaul Undong Berkembang di Gunungkidul, Apa Itu?
Advertisement
“Kami berupaya fokus dalam upaya mengimplementasikan semangat gotong royong yang ada dalam trisakti dan konsep saemaul undong"
Harianjogja.com, SLEMAN-Pusat Studi Trisakti dan Saemaul Undong (PSTS) UGM bersama Saemaul Globalization Foundation menyelenggarakan seminar internasional bertajuk Rural Community Empowerment Based on Trisakti and Saemaul Undong di Sekolah Pascasarjana UGM, Rabu (18/10/2017).
Advertisement
Dalam kesempatan itu warga Ponjong, Gunungkidul menjadi narasumber terkait pengembangan saemaul undong hasil kerja sama antara Pemerintah DIY dan Korea Selatan. Salah satu hasil dari kerja sama PSTS UGM dan Saemaul Globalization Foundation yakni diresmikannya Gedung Serba Guna yang dijadikan pusat kegiatan praktik saemaul undong di Desa Ponjong,
Gunungkidul.
Anang Sutrisno, Direktur Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Hanyukupi Ponjong, Gunungkidul menjelaskan, program tersebut akan dilaksanakan sekitar lima tahun. Pada tahun pertama, pelaksanaan difokuskan pada pelatihan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat desa serta penggalian potensi desa.
Melalui penggalian potensi tersebut, terciptalah bisnis cycling peternakan terpadu. Bisnis itu merupakan hasil diskusi bersama antara tim Saemaul Globalization Foundation dengan perangkat desa, kelompok tani, dan BUMDes. “Konsep bisnis cycling menghasilkan pengintegrasian antara tiga sektor yang ada di masyarakat dan nantinya akan menjadi rantai bisnis,” terangnya dalam rilis kepada Harian Jogja, Rabu (18/10/2017).
Tiga sektor tersebut, antara lain sektor pertanian, limbah ternak, dan peternakan. Limbah dari produksi pertanian akan
dimanfaatkan sebagai bahan pakan ternak. Usaha peternakan yang dikembangkan untuk pembibitan sapi dan penggemukan sapi.
Targetnya, ada penambahan populasi sapi sehingga terpenuhinya kebutuhan daging sebagai sumber protein hewan bagi masyarakat. “Saat ini kandang komunal untuk sapi telah selesai dibangun dan siap untuk beternak sapi,” ujar Anang.
Ketua PSTS UGM Mukhtasar menjelaskan, secara mendasar saemaul undong sama dengan prinsip gotong royong yang dimiliki mayarakat Indonesia. Secara terperinci saemaul undong berisi tiga hal yang sesungguhnya sama dengan tiga prinsip pada trisakti. Prinsip tersebut, yakni kedaulatan politik, kemandirian ekonomi, dan kepribadian bangsa sesuai dengan kebudayaan.
“Kami berupaya fokus dalam upaya mengimplementasikan semangat gotong royong yang ada dalam trisakti dan konsep saemaul undong,” jelas Mukhtasar.
Sekjen Saemaul Globalization Found Lee Sang Wook mengatakan, gerakan saemaul undong efektif memberantas kemiskinan di Korea Selatan dengan berbasis pada pemberdayaan masyarakat terutama bidang pertanian. Semaul Globalization Foundation memberdayakan masyarakat dengan memberikan pelatihan dan dana stimulan.
“Mengadopsi budaya lokal, semoga program ini dapat menghasilkan produk lokal berkualitas tetapi dengan menerapkan semangat baru jiwa,” ungkap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Pertemuan Pramono Anung-Rano Karno dengan Anies Baswedan Jelang Pilkada Jakarta, Bahlil: Biasa Aja
Advertisement
Yogyakarta Marriott Hotel Ajak Tamu Nikmati Keajaiban Natal 2024 dan Tahun Baru 2025
Advertisement
Berita Populer
- Resmi! Wukirsari Jadi Satu Dari 55 Desa Wisata Terbaik Dunia 2024
- New Area di Galeria Mall, Xstation - Gadget Point
- Ditemukan 1.050 Kasus Gondongan di Gunungkidul, Disdik Petakan Potensi Penularan di Sekolah
- Keren, KemenPPA Sebut Gajahwong Educational Park Jadi Ruang Bermain Anak Terbaik di Indonesia
- Nyaris 100%, Dana Kelurahan di Jogja Sudah Terserap Rp8,8 Miliar
Advertisement
Advertisement