Advertisement
BANDARA KULONPROGO : Ini Maksud Gerakan Warga Tanam Pohon di Lahan NYIA
Advertisement
Penanaman pohon dilakukan di lahan calon bandara yang sudah dibersihkan PT Angkasa Pura.
Harianjogja.com, KULONPROGO--Warga penolak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) yang tergabung dalam Paguyuban Warga Penolak Penggusuran-Kulonprogo (PWPP-KP) menyatakan penanaman pohon pada Sabtu (13/1/2018) dan Minggu (14/1/2018) di lahan calon bandara baru bukan bersifat simbolis, melainkan dilakukan sebagai upaya keras mempertahankan lahan pertanian mereka yang sudah dibersihkan PT Angkasa Pura.
Advertisement
Humas PWPP-KP, Agus Widodo mengungkapkan pohon yang ditanam di atas lahan Izin Penetapan Lokasi (IPL) NYIA itu tidak dihitung jumlahnya. Prinsipnya, mereka menanami kembali lahan mereka yang kosong setelah dirobohkan dan dirusak paksa akibat land clearing lahan calon New Yogyakarta International Airport (NYIA).
"Kami selalu menanam terus, yang kami tanam adalah tanaman pertanian. Penanaman ini akan dilakukan terus-menerus, bukan hanya dua hari," terangnya, Minggu.
http://m.solopos.com/?p=884004">Baca juga : Investigasi Ombudsman Simpulkan, Land Clearing Bandara Diwarnai Kekerasan Aparat
Ia menambahkan, Agus tidak ambil pusing atas tudingan pemerintah kabupaten bahwa, penolakan disebabkan warga menilai harga ganti rugi pembebasan lahan kurang tinggi. Menurut dia, warga penolak bersikeras menolak pembangunan NYIA karena menilai di lahan itulah warga merasakan kenyamanan dan memiliki ruang hidup. Selain itu, tidak akan menanggapi keinginan pemerintah yang ingin memberikan lahan garapan bagi warga. Karena mereka sudah memahami wilayah di sekitar mereka, baik air maupun kodisi tanah, yang baik bagi kehidupan maupun kebutuhan pertanian. Hal itu berbeda dengan daerah lain yang cenderung kesulitan perihal ketersediaan air pertanian.
Bupati Kulonprogo, Hasto Wardoyo mempersilakan warga penolak menanam lahan yang sudah dibersihkan tersebut dan menyatakan tidak akan mencabutnya begitu saja, tindakan itu hanyalah bersifat kontraproduktif. Ia lebih menginginkan agar dirinya dan warga bisa bertemu dan berbicara baik-baik, serta dengan pikiran dingin. Karena perasaan amarah tidak akan membuat suasana menjadi lebih baik.
http://m.solopos.com/?p=883776">Baca juga : Land Clearing NYIA Kembali Terhenti
"Saya ingin dengar langsung dari warga itu maunya apa. Kalau ingin tanah untuk pertanian, kami siap carikan. Kalau butuh rumah, rusun di Giripeni dan Sentolo juga siap dihuni," kata dia.
Pimpinan Proyek NYIA PT Angkasa Pura I, Sujiastono mengimbau agar warga menghentikan penanaman pohon di atas lahan NYIA yang sudah dibersihkan. Karena, tindakan itu hanya merugikan warga, membuang waktu dan membuang biaya. Selain itu, kegiatan tersebut telah melanggar aturan yang berlaku. "Lebih baik tenaga dan waktunya dipakai untuk relokasi dan menata tempat yang lebih baik," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BNPB: Daerah Rawan Butuh Teknologi Peringatan Dini Longsor
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal SIM Keliling di Kulonprogo Hari Ini, Senin 17 November 2025
- Jadwal Kereta Api Bandara YIA dan KA Bandara YIA Xpress Hari Ini
- Jadwal Layanan SIM Keliling di Gunungkidul Hari Ini, Senin 17-Nov-2025
- Prakiraan Cuaca di Jogja Hari Ini, 17 November, Sleman Hujan Petir
- Jadwal SIM Keliling Ditlantas Polda DIY Hari Ini, Senin 17 Nov 2025
Advertisement
Advertisement




