Advertisement

Ini Alasan Kenapa Pengembangan Wisata DIY Perlu Meniru Makasar

I Ketut Sawitra Mustika
Senin, 29 Januari 2018 - 23:40 WIB
Bhekti Suryani
Ini Alasan Kenapa Pengembangan Wisata DIY Perlu Meniru Makasar

Advertisement

DIY punya hubungan khusus dengann Makasar.

Harianjogja.com, JOGJA--Wakil Ketua DPRD DIY Arif Noor Hartanto menilai Pemda DIY perlu mencontoh strategi pengembangan kawasan wisata di Sulawesi Selatan. Salah satunya, terkait dengan pengoptimalan sarana transportasi darat.

Advertisement

Hal tersebut ia sampaikan saat berdiskusi dengan pejabat teras Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Sulawesi Selatan di Makassar, Rabu (24/1/2018) lalu. Dalam kesempatan itu, Inung, sapaan akrabnya juga ditemani Sekretaris DPRD DIY Beny Suharsono.

"Komitmen Pemda Sulawesi Selatan mengoptimalkan berbagai angkutan darat, dari bus maupun kereta api yang beroperasi Oktober 2018, patut dicontoh Pemda DIY, yang tahun depan memiliki bandara baru," ujar Inung.

Pengoptimalan armada angkutan darat, lanjut Inung, adalah sebuah langkah bijak, karena akan memberikan efek berantai pada berbagai daerah yang dilewati. Terutama pada kabupaten atau kota yang memiliki objek wisata aduhai.

DIY, ucapnya, patut mencontoh langkah Pemda Sulawesi Selatan, ketika New Yogyakarta Internasional Airport ( NYIA) resmi beroperasi. Dengan begitu, jalur selatan bisa dihidupkan. Jalur ini dianggap potensial mendatangkan banyak wisatawan.

Untuk merealisasikan optimalisasi transportasi darat, Inung mengatakan, harus ada koordinasi pemasaran yang apik, antara pemerintah tingkat satu dan tingkat dua.

Selain itu, Politisi PAN ini menilai, DIY bisa menjalin kerja yang lebih serius dengan Sulawesi Selatan, utamanya di bidang pariwisata. Apalagi kedua daerah memiliki ikatan kultural, melalui sosok Pangeran Diponegoro, pahlawan nasional asal Jogja yang dimakamkan di Makassar.

"Selama ini kerja sama di bidang pariwisata antar kedua daerah belum terjalin serius. Kerja sama pembangunan wisata sejarah bisa lebih dibangun oleh DIY dan Sulawesi Selatan. Apalagi, makam Pangeran Diponegoro kan ada di Makassar, jadi ada ikatan," terangnya.

Sementara itu, Kabid Pengembangan dan Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Provinsi Sulawesi Selatan Yulianus B. Saleh menyatakan, dengan kehadiran jalur kereta api yang direncanakan menghubungkan Makassar sampai Pare-pare, peluang peningkatan wisatawan sangat besar.

Dibangun mengitari pulau Sulawesi dari sisi timur Sulawesi Selatan hingga menembus Sulawesi Utara dan kembali ke Sulawesi Selatan, jalur trans Sulawesi tahap pertama rencananya akan dibangun sepanjang 145 km.

“Saat ini tingkat kunjungan wisatawan domestik per tahun 7,5 juta dan mancanegara hanya 200.000 per tahun, maka kehadiran rel kereta api ini sangat mendukung. Terlebih dengan target wisatawan domestik 2019 mencapai 9,5 juta,” jelas Julius.

Julius menambahkan, saat ini Toraja masih menjadi destinasi andalan Sulawesi Selatan. Ia menyatakan, meski di Toraja kini sudah dibangun bandara perintis, wisatawan tetap lebih memilih menggunakan transportasi darat. Padahal, dengan jalur darat, para pengunjung harus menempuh perjalanan sekitar 10 jam dari Makassar.

"Sudah ada bandara perintis, tapi turis lokal dan asing lebih suka pakai angkutan darat, seperti bus, atau mobil sewaan. Dengan begitu, wisatawan bisa menikmati objek wisata lain, sekaligus menyelami kehidupan masyarakat, di sepanjang perjalanan menuju Toraja," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Ditanya soal Kemungkinan Maju di Pilkada, Kaesang Memilih Ini

News
| Jum'at, 26 April 2024, 19:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement