Advertisement
PENYERANGAN GEREJA : Kemenag Sleman Kutuk Penyerangan ke Gereja
Advertisement
Penyerangan dinilai mencederai kerukukan umat yang selama ini dibangun di Sleman
Harianjogja.com, SLEMAN-Aksi penyerangan ke Gereja St. Lidwina Gamping, Sleman yang melukai jemaat dan pastor mencederai kerukukan umat yang selama ini dibangun di Sleman. Kemenag Sleman pun mengutuk aksi teror tersebut.
Advertisement
Kepala Kantor Kemenag Sleman Sa'ban Nuroni sangat prihatin dengan aksi penyerangan tersebut. "Saya prihatin sedalam-dalamnya atas kejadian ini. Siapapun pelakunya, karena yang menjadi korban adalah tokoh agama dan di tempat ibadah," katanya kepada Harianjogja.com, Minggu (11/2/2018).
Aksi tersebut dinilai Sa'ban sangat menohok kerukunan umat beragama yang kondusif selama ini. "Kami sudah bangun kerukunan agama bersama tokoh-tokoh beragama dan seluruh masyarakat Sleman. Ini cukup menohok," ujarnya.
http://m.harianjogja.com/?p=893528">Baca juga : Pelaku penyerangan dibawa ke RS Bhayangkara
Hal senada disampaikan Kepala Kanwil Kemenag DIY M Lutfi Hamid yang datang ke lokasi kejadian. Aksi tersebut, kata Lutfi sangat memilukan karena terjadi saat elemen masyarakat dan pemerintah sedang memiliki kesadaran untuk membangun harmonisasi antarumat beragama dan antarelemen bangsa.
"Apapun alasannya, ini suatu gambaran perilaku intoleran. Bagian dari teror. Saya harus tegaskan ini, dan tidak mau menyembunyikan," katanya.
http://m.harianjogja.com/?p=893516">Baca juga : PENYERANGAN GEREJA : Romo Prier Alami Luka Bacok Sedalam 3 Sentimeter
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Cak Imin Tetapkan Kriteria Calon Kepala Daerah yang Diusung PKB
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Terbaru! KRL Jogja-Solo Sabtu 20 April 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
- Jadwal KRL Solo-Jogja, Berangkat dari Palur Sabtu 20 April 2024
- Jadwal Buka Depo Sampah di Kota Jogja
- Pansus DPRD DIY Mulai Bahas Perubahan Aturan Soal Pengisian Jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur
- Hasil Riset: 34 Persen Masyarakat Belanja Bahan Makanan Masih secara Offline
Advertisement
Advertisement