Advertisement
Siswa dan Orang Tua di Jogja Keluhkan Kurangnya Guru di Sekolah
Advertisement
Kekurangan guru atau pengajar di sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) negeri di Jogja yang paling banyak dikeluhkan siswa dan orang tua siswa
Harianjogja.com, JOGJA-Kekurangan guru atau pengajar di sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) negeri di Jogja yang paling banyak dikeluhkan siswa dan orang tua siswa. Keluhan siswa tersebut berdasarkan hasil survei dari Pusat Studi Kependudukan dan Kebijakan (PSKK) Universitas Gadjah Mada.
Advertisement
Selain kekurangan guru, fasilitas di sekolah, dan kurikulum pendidikan juga banyak dikeluhkan. Sehingga ketiga variabel tersebut masuk katagori nilai C.
"Kekurangan guru ini berdampak pada pengajaran yang terkadang guru mengajar beberapa mata pelajaran yang bukan bidangnya sehingga dipersoalkan siswa," kata Kepala PSKK UGM, Agus Haruanto Hadna dalam acara penandatanganan janji perbaikan pelayanan pendidikan SMP negeri se-Jogja di Balai Kota Jogja, Rabu (7/2/2018).
Agus mengatakan survei yang dilakukan selama sebulan pada 2017 lalu itu melibatkan 364 siswa kelas VIII dan IX. Survei juga melibatkan 364 orang tua siswa, dengan tingkat kepercayaan 95% dan margin of error 5%. Agus tidak merinci presentase hasil surveinya tersebut.
Sementara yang mendapat nilai B adalah soal keamanan, kenyamanan di sekolah, serta kinerja guru. Adapun yang terbaik atau nilai A justeru dari kinerja kepala sekolah dan kinerja karyawan di sekolah. Menurut Agus, surveinya tersebut mencari sesuatu yang dianggap paling bermasalah oleh siswa dan orang tua siswa di sekolah.
Pihaknya sudah merekomendasikan kepada Pemerintah Kota Jogja untuk memperbaiki berbagai kekurangan dalam pendidikan tersebut, di antaranya menambah dan meningkatkan kapasitas guru, menyediakan psikolog di tiap sekolah, dan memperhatikan fasilitas untuk difabel di sekolah, serta peningkatan belajar yang komprehensif.
Agus juga mengingatkan para guru untuk mengurangi metode mendikte siswa dalam proses belajar mengajar, karena sudah bukan zamannya lagi. Sumber ilmu yang diperoleh siswa saat ini sudah berlimpah dengan kemajuan teknologi, "Jadi metode pengajaran juga harus diubah, jangan sampai guru lambat merespon perubahan," ujar dia.
Terkait kekurangan guru ini juga sempat mencuat beberapa waktu lalu. Data dari Dinas Pendidikan Kota Jogja jumlah guru ASN untuk SD tercatat 1.224 orang, masih kurang 136 orang. Sementara jumlah guru ASN SMP sebanyak 756 orang dan masih kurang 61 orang.
Adapun jumlah guru non ASN 1.563 orang dan SMP 1.014 orang. Sementara jumlah siswa SD ada 43.993 orang dan siswa SMP 24.535 orang. Kekurangan guru selama ini dipenuhi oleh tenaga bantuan dan honorer.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Kemenag Pastikan Seluruh Visa Jemaah Calon Haji Reguler Sudah Diterbitkan
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Kegiatan Padat Karya di Gunungkidul Turun Drastis Tahun Ini, Begini Penjelasan Pemkab
- Di Pasar Beringharjo Kini Ada Layanan KB Pemasangan Kontrasepsi Gratis, Cek Jadwalnya
- Hasil Investigasi Kebocoran Soal ASPD, Guru SMPN 10 Jogja Tidak Terbukti Membocorkan Soal
- Jogja Food & Beverage Expo, Ajang Pebisnis Makanan Minuman Suguhkan Tren dan Inovasi
- Dua TPR Menuju Pantai Bakal Dipindah, Pemkab Gunungkidul Sediakan Rp2 Miliar untuk Pembebasan Lahan
Advertisement