Advertisement

Antisipasi Kekeringan, Bantul Terapkan Saluran Irigasi Tersier

Sekar Langit Nariswari
Kamis, 15 Maret 2018 - 17:55 WIB
Nina Atmasari
Antisipasi Kekeringan, Bantul Terapkan Saluran Irigasi Tersier

Advertisement

Pemerintah Bantul akan menginisiasi penggunaan kembali saluran irigasi tersier oleh petani

Harianjogja.com, BANTUL-Pemerintah Bantul akan menginisiasi penggunaan kembali saluran irigasi tersier oleh petani. Hal ini sekaligus sebagai upaya preventif menghadapi musim tak menentu yang akan mengganggu hasil pertanian.

Advertisement

Menghadapai musim tanam berikutnya, Kepala Dinas Pertanian Pangan Kelautan dan Perikananan Bantul, Pulung Haryadi mengatakan petani juga masih harus mewaspadai kelembaban yang terjadi agar hasil panennya maksimal.

Selain itu, pemerintah akan melakukan fasilitasi untuk perbaikan saluran irigasi tersier. Kegiatan yang dilakukan dengan kerja sama TNI ini akan memberikan contoh bagi petani akan pentingnya drainase tersier di musim seperti ini.

Saluran air tersier ini akan menanggulangi kondisi pertanian baik ketika kekurangan maupun kelebihan air. Ia menilai ini menjadi kunci pertanian dengan hasil maksimal di tengah cuaca yang tidak menentu.

Selama ini, banyak petani di Bantul sudah tidak lagi menerapkan saluran irigasi tersier itu. “Jadi mau kekurangan atau kelebihan air bukan malasah lagi,” tandasnya, Rabu (14/3/2018).

Hal ini sebagai preventif masa tanam awal yang diprediksi masih musim basah sedangkan di akhir nanti akan memasuki musim kemarau.

Adapun, hasil panen padi di wilayah Bantul selama bulan lalu hanya mencapai 6,2 ton per hektare. Jumlah ini tidak memenuhi target yang ditetapkan pemerintah sebelumnya yakni sebesar 6,5 ton per hektare.

Selama bulan lalu setidaknya 4.600 hektare pertanian padi di Bantul masuk dalam masa panen raya. Pulung mengatakan hasil tersebut sebenarnya tidaklah buruk karena masih lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. “Hasilnya enggak begitu bagus, tapi masih naik sedikit dibandingkan tahun lalu,” katanya.

Hasil yang kurang menggembirakan ini menurutnya disebabkan banyaknya serangan hama maupun penyakit tanaman yang diakibatkan kelembaban tinggi. Hal ini secara tidak langsung juga imbas dari cuaca buruk meskipun hujan yang turun tidak seintens sebelumnya. Hanya saja, hujan kerapkali turun pada saat proses pembuahan padi sehingga berpengaruh terhadap bulir padi yang dihasilkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terkait

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Patahan Pemicu Gempa Membentang dari Jawa Tengah hingga Jawa Timur, BRIN: Di Dekat Kota-Kota Besar

News
| Kamis, 28 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

alt

Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII

Wisata
| Senin, 25 Maret 2024, 20:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement