Advertisement
Terdampak Pengeringan Saluran Induk Kalibawang, Petani Pilih Tanam Jagung

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Di tengah keringnya ribuan hektare sawah sebagai dampak pengeringan Saluran Induk Kalibawang, sejumlah petani terdampak memilih menanam jagung pada masa tanam kedua tahun ini. Sebagian petani yang telanjur menanam padi berharap hujan segera turun agar padi yang ditanam bisa selamat,
Salah satu petani, Sastro Wiharjo, 59, warga Desa Salamrejo, Kecamatan Sentolo, mengaku memilih menanam jagung di lahan garapannya. Dia mengaku tak berani menanam padi karena pasokan air irigasi yang bersumber dari Saluran Induk Kalibawang sudah tak ada lagi. Terlebih selama beberapa pekan terakhir hujan juga sudah tidak turun lagi. "Kami memilih untuk bertanam jagung yang tak terlalu banyak membutuhkan air," kata Sastro saat ditemui Harian Jogja, Selasa (8/5/2018).
Advertisement
Menurut Sastro, di tengah terhentinya pasokan air irigasi, menanam jagung sama berisikonya dengan menanam padi. Pasalnya, hujan yang tiba-tiba datang bisa membuat tanaman jagung mati. "Kalau menanam padi sangat berisiko karena tak ada pasokan air, sedangkan kalau menanam jagung, jika tiba-tiba turun hujan, tanaman yang baru tumbuh juga bakal mati. Jadi sama-sama berisiko," katanya.
Petani lain, Mujiyono, 45, warga Desa Tuksono, Kecamatan Sentolo, berharap hujan segera datang. Pasalnya, padi yang ia tanam sejak Maret 2018 saat ini sangat membutuhkan air. "Kalau tidak turun hujan, bulir padi bakal kosong," katanya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Alexander Ramlie, Miliarder Termuda Indonesia dengan Kekayaan Rp39 T
Advertisement

Thai AirAsia Sambung Kembali Penerbangan Internasional di GBIA
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement