Advertisement
Hari Ini, Pintu Air Saluran Kalibawang Kembali Dibuka

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Mulai Rabu (1/8/2018), pintu air di Saluran Irigasi Induk Kalibawang kembali dibuka. Sebelumnya saluran ini ditutup sejak 15 Mei 2018 untuk perbaikan dan perawatan.
Kepala Seksi Pelaksana dan Pemanfaatan Air Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO), Sakti Rahadiansyah, menyatakan pemanfaatan air Sungai Progo melalui Saluran Irigasi Induk Kalibawang sudah bisa dilakukan pada Rabu. Menurutnya jembatan air Bowong alias Talang Bowong lama telah selesai diperbaiki sehingga aliran air sudah bisa melewati jembatan. "Kami gunakan saluran lama yang juga kami perbaiki untuk menggantikan fungsi jembatan baru yang diperbaiki total dan memerlukan waktu perbaikan lebih lama," katanya, Selasa (31/7).
Advertisement
Di awal pembukaan, BBWSSO bakal membuka saluran air sebesar dua meter kubik per detik, dan selanjutnya akan diperbesar menjadi empat meter kubik per detik apabila konstruksi jembatan lama dinyatakan kuat. "Kami terus memantau kondisi konstruksi jembatan Talang Bowong lama, kalau memungkinkan bisa dilalui air dengan debit yang lebih besar, maka pada 7 atau 8 Agustus aliran air bakal diperbesar," katanya.
Di sisi lain, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulonprogo meragukan pembukaan pintu air Saluran Irigasi Induk Kalibawang secara instan mampu mengatasi masalah kekeringan yang dialami warga di sepanjang aliran irigasi tersebut. Saat pintu air dibuka Rabu, sumur sumur milik warga yang berada di sekitar saluran tak serta merta bisa terisi air.
Penutupan Saluran Irigasi Induk Kalibawang yang melewati Kecamatan Kalibawang, Nanggulan, Sentolo, dan Girimulya, membuat daerah sekitar aliran irigasi mengalami kekeringan. Selain lahan pertanian, kekeringan juga terjadi di sejumlah sumur dan kolam ikan milik warga.
Kepala Pelaksana BPBD Kulonprogo, Ariadi, menyatakan jajarannya meragukan pembukaan saluran mampu mengatasi krisis air bersih yang terjadi di beberapa wilayah, khususnya desa yang berada di sekitar saluran irigasi. Berdasar pengalaman, aliran air tidak langsung mengisi sumur-sumur warga yang saat ini kering. "Perlu waktu hingga beberapa hari," katanya, Selasa.
Menurut Ariadi, warga yang berjarak sekitar 200 meter di sekitar aliran akan tetap mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. Untuk mengatasi persoalan itu, Ariadi meminta warga melalui perangkat desa atau perangkat pemerintahan lainnya segera mengajukan permohonan bantuan air bersih ke BPBD. Menurutnya, dropping air terus diberikan dengan skala prioritas dan keterjangkauan petugas BPBD. "Di Kecamatan Kokap, data desa yang membutuhkan bantuan air dikumpulkan oleh camat dan kemudian dilaporkan ke kami. Meski demikian, permintaan bantuan air bersih tidak harus melewati camat," kata Mantan Camat Wates itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Mayoritas Publik Puas dengan Kinerja Setahun Prabowo-Gibran
Advertisement

Thai AirAsia Sambung Kembali Penerbangan Internasional di GBIA
Advertisement
Berita Populer
Advertisement
Advertisement