Advertisement
20% Sampah di Jogja Berupa Plastik, Warga Diminta Gunakan Botol Minum Isi Ulang

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA- Rata-rata volume sampah yang dihasilkan Kota Jogja dan dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan selama Juni tercatat 257 ton per hari. Dari jumlah tersebut 20% berupa sampah plastik.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jogja Suyana mengatakan pengendalian sampah plastik harus dilakukan. Pasalnya jumlah sampah plastik yang dihasilkan terus meningkat.
Advertisement
Sampah plastik tersebut banyak berasal dari botol plastik air minum kemasan. Menurutnya diperlukan berbagai upaya agar sampah plastik yang dihasilkan bisa diminalisasi, salah satunya dengan gerakan dari masyarakat.
DLH berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat untuk membawa botol minum dari rumah. “Kami lakukan gerakan pengurangan botol plastik air minum kemasan dengan penggunaan tumbler atau botol minum yang dibawa sendiri dari rumah dan bisa diisi ulang,” katanya, Rabu (1/8/2018).
Diakuinya, belum semua pihak memiliki kesadaran terhadap bahaya sampah plastik. Mereka memilih membeli minuman kemasan dalam botol karena dinilai lebih praktis dibandingkan dengan mereka harus membawa botol minum dari rumah. “Selama ini yang masih membawa tumbler atau botol minum adalah anak-anak sekolah. Yang lainnya banyak yang memakai botol air kemasan,” katanya.
Dia berharap, seluruh pegawai dan masyarakat setiap hari membawa tumbler sejak dari rumah. Dengan begitu, sampah plastik dari gelas air minum sudah bisa dikurangi. "Gerakan seribu tumbler atau botol minum yang dapat digunakan berulang-ulang," ujarnya.
Selain gerakan penggunaan tumbler, para pelajar juga diajak berlaku bijak terhadap sampah jenis plastik. Di antaranya dengan kreasi daur ulang botol minuman dari plastik. "Kami ingin semua bisa bijak memanfaatkan barang-barang dari plastik. Paling tidak, jangan sampai berakhir menjadi limbah. Harus bisa didayagunakan," tandasnya.
Menurutnya, peningkatan volume sampah plastik itu tidak bisa dipandang remeh. Sampah jenis plastik menjadi ancaman serius bagi lingkungan hidup karena sulit diurai dan selalu berakhir menjadi limbah. "Volume sampah plastik di Jogja cukup tinggi, yakni hingga mencapai 20 persen dari total 257 ton sampah yang diangkut ke TPST Piyungan setiap hari," katanya.
Walikota Jogja Haryadi Suyuti menjelaskan upaya pengendalian sampah melalui gerakan tumbler bukan semata seremonial. Dia akan mengajak seluruh ASN untuk memberikan contoh. Namun demikian Pemkot belum berencana membuat regulasi berupa perwal terkait pelarangan sampah jenis plastik.
"Semangatnya bukan dengan melarang, tapi harus sadar betul. Limbah plastik memberikan bukti bagaimana ancaman nyata bagi makhluk hidup," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Selenggarakan RUPS LB, Bank Jateng Komitmen Siap Dukung Peningkatan PAD Jawa Tengah
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- "Adu Banteng" CB 150 vs GL 100 di Ngemplak Sleman, Seorang Pemotor Meninggal Dunia
- Pemkot Jogja Perketat Pengawasan Pembuangan Sampah Liar dengan Menambah Posko
- Pelebaran Jalan Bantul dari Gapura Kota Bantul Sampai Pertigaan Cepit Tidak Akan Gusur Rumah Warga
- Peringati Hari Bumi, Kemenag Bantul Bersama Sejumlah Tokoh Lintas Agama Pohon Matoa
- Warung Makan di Gabusan Terbakar, Kerugian Capai Rp10 Juta
Advertisement