Advertisement
Jaga Kelestarian Ikan Endemik Lokal, Gunungkidul Rutin Tabur Benih Tawes dan Nilem

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Kelautan dan Perikanan Gunungkidul terus berupaya menjaga kelestarian endemik ikan lokal. Hingga sekarang sudah lebih dari 68.000 benih ikan nilem dan tawes yang dilepasliarkan di telaga maupun sungai di Bumi Handayani.
Kepala Bidang Perikanan Tangkap, Dinas Kelautan dan Perikanan Gunungkidul, Wahid Supriyadi mengatakan, terus berupaya menjaga kelestarian lingkungan untuk menjaga ikan endemic lokal. Upaya penaburan benih-benih ikan nilem dan tawes terus dilakukan hingga akhir tahun nanti.
Advertisement
Secara total di 2025 ada target penaburan benih sebanyak 138.000 ekor ikan. Periode Maret-April ditargetkan bisa menabur sebanyak 98.000 ekor, tapi hingga pertengahan April baru terealisasi sebanyak 60.000 benih ikan nilem dan tawes.
BACA JUGA: Produksi Ikan Tangkap di DIY Mulai Meningkat di April 2025
Adapun lokasi penaburan yang sudah tersasar di antaranya di Kali Oya di Kalurahan Gari dan Sungai Siraman di Kapanewon Wonosari. Selanjutnya ada di Telaga Domplang dan Jurug di Kalurahan Giriwungu; Telaga Girisuko di Kapanewon Panggang serta Telaga Sumber Temon di Kalurahan Sidorejo, Ponjong.
“Rencananya minggu depan kami akan lakukan tebar benih lagi sebanyak 30.000 ekor di Kali Pulutan, Wonosari; Bendowo, Pampang dan Girisuko di Kapanewon Panggang. Jadi, totalnya mencapai 98.000 ekor [periode penebaran Maret-April] terdiri dari Nilem 48.000 ekor dan Tawes 50.000 ekor,” ungkapn Wahid.
Dia menambahkan, untuk kekurangan 40.000 ekor benih dari target penebaran di 2025 sebanyak 138.000 benih ikan direncanakan ditabur pada rentang waktu Oktober-November. “Tujuan dari penaburan untuk menjaga kelestarian ikan lokal agar tidak punah,” katanya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Gunungkidul, M Johan Wijayanto menambahkan, program tebar benih ikan ini juga sebagai upaya meningkatkan konsumsi ikan di Masyarakat. Pasalnya, tingkat kegemaran makan ikan di Gunungkidul masih rendah.
Berdasarkan data yang ada, dalam setahun warga Gunungkidul mengkonsumsi 33,4 kilogram per kapita. Jumlah ini masih kalah dengan rerata DIY, yang angkanya mencapai 36,4 kilogram per kapita. “Konsumsi ikan kita masih rendah dan butuh ditingkatkan,” kata Johan.
BACA JUGA: Sepanjang 2024, Ada Puluhan Ikan Invasif yang Masih Diperjualbelikan di Bantul
Menurut dia, berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan konsumsi ikan di Gunungkidul. Selain terus melakukan sosialisasi ke Masyarakat, juga dilaksanakan program pelepasliaran benih ikan ke sejumlah telaga dan sungai. “Nanti ikan-ikan yang dilepas setelah besar bisa dipanen warga untuk dikonsumsi,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Selenggarakan RUPS LB, Bank Jateng Komitmen Siap Dukung Peningkatan PAD Jawa Tengah
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Peringati Hari Bumi, Kemenag Bantul Bersama Sejumlah Tokoh Lintas Agama Pohon Matoa
- Warung Makan di Gabusan Terbakar, Kerugian Capai Rp10 Juta
- Ahli Waris Takmir Masjid di Sleman Terima Santunan JKM, Begini Tanggapan Dewan Masjid Indonesia
- Diduga Selewengkan Dana BUMDes Lebih dari Rp 1 Miliar, Seorang Perempuan di Kulonprogo Ditangkap
- Rute Trans Jogja Malioboro-Imogiri Tunggu Hasil Kajian Dishub DIY
Advertisement