Advertisement
Ngemplak Jadi Wilayah Paling Banyak Terjadi Kekerasan Anak di Sleman

Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Kabupaten Sleman mencatat ada 131 kasus kekerasan terhadap anak sepanjang 2024. Dari jumlah itu, mayoritas korban adalah anak perempuan.
Kepala UPTD PPA Sleman, R.A. Prima Walani menjelaskan ada tujuh bentuk kekerasan yang kerap terjadi pada anak, yaitu psikis, fisik, penelantaran, eksploitasi, seksual, tindak pidana perdagangan orang (TPPO) dan kekerasan lainnya.
Advertisement
Kekerasan psikis menjadi bentuk yang paling banyak dialami anak dengan jumlah 65 anak dan kekerasan seksual dengan 32 anak. Bentuk kekerasan paling banyak ketiga ada fisik dengan 20 kasus dan disusul penelantaran delapan kasus, serta kekerasan lainnya lima kasus.
BACA JUGA: Viral Video Puluhan Orang Berjubah Putih Lakukan Ritual di Puncak Gunung Lawu
Anak usia 12 tahun hingga 7 tahun menjadi yang paling rentan menjadi sasaran kekerasan. Rinciannya, terhadap anak laki-laki ada 24 kasus dan perempuan 48 kasus. Salah satu sebab kekerasan adalah pengaruh media sosial (mendsos). Medsos mendorong perubahan perilaku pengguna sebagaimana konten yang dikonsumsi.
Lingkup kekerasan biasanya terjadi di lingkungan pendidikan, rumah tangga, dan lingkungan sosial masyarakat. Adapun angka kekerasan gabungan baik terhadap anak maupun dewasa pada 2024 ada 297 kasus. UPTD PPA mencatat kasus kekerasan pada orang dewasa terjadi hanya pada perempuan. Jumlahnya ada 166 kasus.
Kekerasan psikis masih mendominasi bentuk kasus dengan jumlah 81 kasus, disusul kekerasan fisik dengan 50 kasus, seksual 27 kasus, penelataran enam kasus, dan eksploitasi satu kasus. Korban usia 25 tahun – 40 tahun menjadi yang paling banyak dengan 73 kasus.
Apabila ditotal angka kasus berdasarkan bentuk kekerasannya baik anak maupun dewasa, maka kekerasan psikis ada 81 kasus, fisik ada 50 kasus, seksual ada 27 kasus, penelantaran enam kasus, dan eksploitasi satu kasus.
Prima belum dapat menyampaikan jumlah kasus di setiap kapanewon di Sleman. Namun, dia mengaku Kapanewon Ngemplak pada 2024 menjadi wilayah dengan banyak kasus kekerasan baik anak maupun dewasa.
“Kapanewon Ngemplak tahun lalu memang ditemukan banyak kasus kekerasan lantaran ada kasus komunal yang terjadi di sana. Di satu kejadian di tempat yang sama ada banyak korban,” kata Prima ditemui di UPTD PPA Sleman, Senin (14/7/2025).
BACA JUGA : Gugatan Terkait Aset 2 Bos Sritex Iwan Lukminto Bersaudara Ditolak Pengadilan
Prima mendorong agar masyarakat dapat melaporkan apabila terjadi kasus kekerasan di Bumi Sembada. Masyarakat dapat melapor lewat hotline Whatsapp 081328012054 atau mendatangai UPTD PPA secara langsung.
Kepala Dinas P3AP2KB Sleman, Wildan Solichin, mengatakan sosialisasi edukasi menjadi salah satu upaya pencegahan kekerasan yang terus dilakukan dan dimasifkan oleh DP3AP2KB Sleman. Sosialisasi edukasi ini masuk di setiap ruang atau kesempatan yang ada baik di lingkungan masyarakat maupun pendidikan.
“Sementara tidak ada program baru. Saat ini kami sedang mengedukasi sekolah-sekolah lewat program Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah. Salah satu materinya adalah tentang kekerasan di satuan pendidikan,” kata Wildan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Air India Jatuh Tewaskan 242 Orang, Tim Penyidik Tak Menemukan Masalah Teknis Pesawat
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KRL Jogja Solo Terbaru, Naik dari Stasiun Tugu Turun di Palur, Senin (14/7/2025)
- Jadwal KRL Solo Jogja Hari Ini, Senin (14/7/2025), Naik dari Stasiun Palur, Jebres, Purwosari dan Solo Balapan
- Jadwal dan Tarif DAMRI ke Bandara YIA, Purworejo dan Kebumen, Senin (14/7/2025).
- Jadwal KA Prameks Hari Ini, Senin (14/7/2025), dari Stasiun Tugu Jogja hingga Kutoarjo Purworejo
- Jadwal Kereta Bandara Jogja Terbaru Hari Ini, Senin (14/7/2025)
Advertisement
Advertisement