Advertisement

Pertanian Bawang Merah di Kulonprogo Terhambat Gara-Gara Masalah Ini

Beny Prasetya
Selasa, 25 September 2018 - 14:15 WIB
Yudhi Kusdiyanto
Pertanian Bawang Merah di Kulonprogo Terhambat Gara-Gara Masalah Ini Pengendara sepeda motor melintas di dekat saluran irigasi pertanian yang kering di Desa Sentolo, Kecamatan Sentolo, belum lama ini. Harian Jogja/Beny Prasetya

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Luas lahan pertanian bawang merah yang ditargetkan naik 20 hektare setiap tahun masih terkendala. Saat ini sejumlah petani masih mengeluhkan ketersediaan air yang membuat bawang merah sulit ditanam. Terlebih memasuki masa tanam kedua tahun ini, sejumlah saluran irigasi dimatikan karena adanya perbaikan.

Ketua Gapoktan Ngudi Makmur Dusun Karangtengah, Desa Gotakan, Panjatan, Randi Sutrisno, menyatakan kesulitan utama dalam menanam bawang merah di Kulonprogo saat ini ialah ketersediaan air yang minim. Selepas ditutupnya Saluran Irigasi Induk Kalibawang dan saluran irigasi dari Waduk Sermo, petani kesulitan memperoleh air untuk menyiram tanaman bawang merah. "Kami harus mencari sumber air, misalnya menyedot air dari sungai menggunakan pompa diesel," kata Randi, Selasa (25/9/2018).

Advertisement

Menurutnya, kekurangan air untuk menyirami tanaman bawang merah merupakan hal yang rutin dialami para petani. Meski demikian, tahun ini dampak penutupan saluran irigasi sangat dirasakan petani. "Irigasi sangat penting untuk pertanian. Dengan mengadalkan pompa air, biaya operasional membengkak. Keuntungan semakin tipis karena saat ini harga komoditas turun," katanya.

Hal sama juga dirasakan petani bawang merah di Desa Srikayangan, Kecamatan Sentolo. Saat ini petani terpaksa mengandalkan air dari sumur untuk menyirami tanaman. Biaya operasional otomatis membengkak karena petani harus menggunakan pompa air untuk menyedot air sumur. Sejumlah petani memilih tak menanam lantaran takut merugi. “Sebagian petani memilih tidak menanam bawang merah karena biaya operasional yang tinggi,” kata Murjono, petani di Desa Sriyakayangan, saat ditemui Selasa.

Kepala Bidang Holtikultura Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kulonprogo, Eko Purwanto, mengakui adanya penurunan debit air di sejumlah saluran irigasi. Menurutnya, penurunan debit hanya bersifat sementara dan bakal kembali normal setelah jembatan air Talang Bowong di Banjararum, Kalibawang, selesai diperbaiki. Selain berkurangnya pasokan air irigasi, ancaman hama menjadi tantangan yang harus dihadapi para petani. "Pemberantasan hama menjadi prioritas kami. Kami telah memberikan bibit unggul agar tanaman lebih kuat menghadapi serangan hama," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Detik-detik Pesawat Boeing Air India Jatuh dan Meledak yang Terekam Kamera

News
| Kamis, 12 Juni 2025, 18:17 WIB

Advertisement

alt

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI

Wisata
| Jum'at, 06 Juni 2025, 16:02 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement