Advertisement
Ratusan Warga Ikut Jemparingan Tingkat Nasional di Wates

Advertisement
Harianjogja.com, KULONPROGO—Sekitar 600 orang peserta berasal dari berbagai daerah mengikuti Gladhen Jemparingan Mataram 2018 tingkat Nasional di Alun-Alun Wates, Minggu (21/10/2018). Kegiatan memanah tradisional itu diselenggarakan Dinas Kebudayaan (Disbud) Kulonprogo dalam rangka menyemarakkan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-67 Kabupaten Kulonprogo.
Advertisement
Sekretaris Disbud Kulonprogo, Joko Mursito, mengungkapkan Gladhen Jemparingan Mataraman 2018 tahun ini dihadiri oleh ratusan peserta sebagai ajang silaturahmi. Peserta yang turut berpartisipasi berasal dari Bali, Madura, Boyolali, Surabaya, Magetan, Karanganyar, Solo, Magelang, Kota Jogja, Sleman, Bantul, Cirebon dan sejumlah kota lain di Jawa Barat. Disbud berharap kegiatan ini bisa menjadi media promosi yang efektif bagi pemerintah dan masyarakat Kulonprogo. "Semoga ada rasa tumbuh persatuan, kesatuan dan semangat seluruh anak bangsa di negeri ini melalui semangat di Kulonprogo hari ini ini,” kata dia, Minggu.
Wakil Bupati Kulonprogo, Sutedjo, membuka langsung Gladhen Jemparingan Mataram 2018 dengan memanah bersama dengan Kepala Disbud dan Ketua KONI Kulonprogo. Sutedjo mengatakan makna filosofi jemparingan tidak hanya sekadar olahraga panahan, tetapi juga seni mengolah rasa. "Seorang pemanah dengan duduk bersila tidak hanya sekadar berkonsentrasi untuk melepaskan anak panahnya, tetapi sangat membutuhkan perasaan, sehingga diperlukan ketenangan," ujarnya.
Dalam filosofi jemparingan itu bermakna bahwa seseorang harus mempunyai ketenangan dalam mengambil keputusan agar keputusan tersebut juga tepat sasaran sesuai dengan yang diharapkan. Ia berharap olahraga jemparingan bukan hanya dilakukan orang tua, tetapi generasi muda. "Generasi muda tidak boleh hanya terlarut dalam kemajuan teknologi melalui media sosial. Harus juga mengenal lebih dekat makna atau filosofi dari jemparingan agar nantinya menjadi generasi emas yang berkarakter, beretika dan bertanggung jawab,” tuturnya.
Gladhen Jemparingan Mataram 2018 yang dimulai sejak pagi hari itu bukan hanya diikuti oleh orang dewasa tetapi juga anak-anak. Para peserta akan melepas busur panah secara bergantian untuk mengenai sasaran bandul yang dipasangi lonceng. Ketika anak panah mengenai sasaran, lonceng tersebut akan berbunyi. Di belakang bandul ditempatkan penghalang agar panah tidak melesat mengenai orang yang melintas di sekitar arena.
Seorang peserta jemparingan tradisional dari Bali, Isna Agung, mengaku senang bisa ikut jemparingan, menurut dia ada keseruan tersendiri yang ia temukan dalam olahraga jemparingan. "Kami [peserta] belajar membidik, belajar ketenangan. Saya latihan sudah dua tahun juga sering dapat juara jemparingan,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Keberangkatan 29 Calon Pekerja Migran Ilegal Hendak ke Timur Tengah Digagalkan di Bandara Kertajati
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KRL Jogja-Solo Hari Ini dari Stasiun Tugu Jogja sampai Stasiun Palur, Sabtu 5 Juli 2025
- Jadwal SIM Keliling di Kulonprogo Hari Ini, Sabtu 5 Juli 2025
- Jadwal KA Prameks Hari Ini, Sabtu 5 Juli 2025, dari Stasiun Tugu Jogja hingga Kutoarjo Purworejo
- Jadwal SIM Keliling di Bantul Hari Ini, Sabtu 5 Juli 2025, Cek di Sini
- Jadwal Kereta Bandara YIA-Stasiun Tugu Jogja Hari Ini, Sabtu 5 Juli 2025, Reguler dan Xpress Jangan Salah Pilih
Advertisement
Advertisement